Senin,  25 November 2024

Heboh Momen Anies Baswedan Baca Buku Menangani Krisis Utang

RN/NS
Heboh Momen Anies Baswedan Baca Buku Menangani Krisis Utang
Anies baca buku viral.

RN - Anies Baswedan mengunggah momen membaca buku di pinggir laut. Buku itu 'Principles for Navigating Big Debt Crisis'. 

Anies mengunggah foto itu pada Rabu (26/4/2023) sore. Sambil duduk memanjangkan kaki.

Dalam foto yang diunggah Anies, judul buku tersebut terpampang jelas. Dikutip dari laman Goodreads, buku 'Principles for Navigating Big Debt Crises' berisikan prinsip-prinsip menangani krisis utang dengan baik.

BERITA TERKAIT :
Ara Sebut Jokowi Macan Tidur, Gara-Gara Anies Dukung Pramono 
Ganjar Masih Abu-Abu Hadiri Pelantikan Prabowo, Jangan-Jangan Belum Ikhlas?

Mantan gubernur DKI Jakarta itu membubuhkan keterangan foto atau caption unggahannya. Anies mengajak untuk membaca dan bersiap sebelum besok menyambut hari baru yang lebih baik.

"Matahari yang terang itu, kini mulai meredup terbenam. Teduh, semilir dan tenang untuk membaca dan bersiap. Sebelum esok menyambut hari yang baru dan lebih baik," tulis Anies.

"Bagi yang telah mengakhiri masa liburan, selamat bersiap kembali bekerja dan berkarya esok hari," lanjutnya.

Anies juga pernah mengunggah foto sedang membaca buku berjudul 'How Democracies Die' di media sosialnya. Anies mengunggah buku tersebut sambil menikmati suasana libur di akhir pekan.

"Selamat pagi semua. Selamat menikmati Minggu pagi," kata Anies, Minggu (22/11/2020).

Dalam foto tersebut, Anies memakai baju koko berwarna putih dan sarung berwarna cokelat. Anies membaca buku berjudul 'How Democracies Die' sambil duduk menyilangkan kaki. Ia duduk di depan rak buku yang menjadi latar belakangnya.

Buku 'How Democracies Die' merupakan karya penulis profesor Harvard, Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt. Buku tersebut membahas beberapa pemimpin di dunia yang terpilih melalui Pilpres, tetapi lekat dengan label 'diktator'.

Dalam bukunya, mereka mencatat bahwa kemunculan beberapa pemimpin diktator justru merupakan hasil dari pemilu. Demokrasi mati bukan karena pemimpin diktator yang memperoleh kekuasaan lewat kudeta, melainkan justru yang menang melalui proses pemilu.

Setidaknya hal ini mereka catat saat Donald Trump, yang diusung oleh Partai Republik, menang pada Pilpres Amerika Serikat tahun 2016. Trump unggul atas kandidat Partai Demokrat, Hillary Clinton. 

Padahal banyak lembaga survei lokal yang memprediksi kekalahan Trump. Trump diduga kuat menang karena berhasil memainkan isu rasisme kulit hitam dan menebarkan ketakutan melalui hoax.