RN – Relawan dan loyalis Anies Baswedan murka. Mereka kesal dengan manuver dan gaya politik PKS yang terkesan menipu.
Di Kota Bekasi, gerakan anti PKS sudah bergerak. Para relawan ini mengkampanyekan jangan coblos calon-calon dari PKS.
Relawan Anies Baswedan, Bakhtiar mengatakan sanksi sosial tersebut karena PKS meninggalkan Anies di Pilgub DKI Jakarta, para pendukung dipastikan tidak akan memilih kader PKS.
BERITA TERKAIT :RIDHO Wali Kota Bekasi, Waspada PKS Belum Ikhlas
PKS Kota Bekasi Takut Kalah, Bermanuver Tolak Hasil Hitungan Suara Di Rawalumbu
Menurutnya, sejumlah mantan relawan pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar pada Pilpres 2024 lalu mengaku kecewa atas sikap PKS yang dinilai tidak mencerminkan sebagai Partai yang berbasis keumatan.
"PKS selama ini memposisikan diri sebagai partai yang eksklusif dan lebih mengutamakan kepentingan kelompok dan golongannya,” kata Bakhtiar kepada awak media, Minggu (13/10/2024).
Baktiar mengatakan, tiga fenomena ‘Perubahan’ PKS, yaitu pernah Kritik Dinasti Jokowi, pernah mengatakan makan banyak korban karena KKN, PKS kini menjilat ludah sendiri dengan dukung Bobby Nasution pada Pilgub Sumut 2024.
"PKS masuk dalam ruang ‘hitung-hitungan’ murahan sejalan dengan isu-isu ‘mahar’. Melepas Anies dan bergabung dengan KIM untuk dukung Ridwan Kamil. Tentu PKS memiliki sejumlah alasan, akan tetapi fenomena politik yang terjadi tersebut telah mengubah simpati umat atau pendukung," ujarnya.
Menurutnya, menjegal Anies untuk maju dalam Pilkada adalah kejahatan politik. PKS yang menjadi bagian dari penggagalan tersebut dinilai telah ikut berkontribusi dalam melakukan kejahatan politik.
“Dan setelah sudah besar ternyata PKS lupa diri. Padahal, besarnya Partai tersebut karena peran simpatisan yang merupakan kelompok nonpartai yang selama ini bekerja tanpa adanya garis komando dari struktur partai. Rupanya Partai ini terlalu percaya diri," kata Bahtiar mengakhiri.