Jumat,  29 March 2024

Presiden Turki

Baru Kepilih Jadi Presiden, Erdogan Langsung Kena Tekan Dolar AS

RN/NS
Baru Kepilih Jadi Presiden, Erdogan Langsung Kena Tekan Dolar AS
Recep Tayyip Erdogan

RN - Recep Tayyip Erdogan kembali jadi Presiden. Dia memenangkan kembali pemilihan presiden pada Minggu (28/5).

Sayangnya, Erdogan langsung kena tekan. Mata uang Turki, Lira merosot ke rekor terendahnya terhadap dolar AS. Saat ini, US$ 1 setara 20,00 Lira Turki, tidak jauh dari rekor terendahnya pada Jumat lalu untuk US$ 1 setara 20,06 Lira Turki.

Lira sudah melemah lebih dari 6% sejak awal tahun dan kehilangan lebih dari 90% nilainya selama satu dekade terakhir. Hal itu karena kondisi ekonomi yang berada dalam cengkraman siklus boom and bust yang merajalela serta serangan inflasi dan krisis mata uang.

BERITA TERKAIT :
DPRD DKI: Generasi Z Berkontribusi Besar Kendalikan Inflasi
Bayern Muenchen Rekrut Bek Kanan Galatasaray Ini

Sejak krisis 2021, pihak berwenang telah mengambil peran yang semakin aktif di pasar valuta asing dengan pergerakan harian menjadi sangat kecil dan sebagian besar mencatat pelemahan. Sementara itu, cadangan foreign exchange atau valuta asing dan emas menyusut.

"Pengaturan saat ini tidak berkelanjutan," kata Emerging Maret Sovereign Strategist dari Bluebay Asset Management, Tim Ash dikutip dari Reuters, Senin (29/5/2023).

"Dengan cadangan devisa yang terbatas dan suku bunga riil yang sangat negatif, tekanan pada lira sangat berat," tambahnya.

Erdogan menang meskipun terjadi kekacauan ekonomi selama bertahun-tahun. Para kritikus menyalahkan Erdogan atas kebijakan ekonomi yang tidak ortodoks.

Penampilannya yang mengejutkan di putaran pertama pemilihan dua minggu lalu telah memicu aksi jual obligasi internasional Turki. Selain itu, terdapat lonjakan biaya untuk memastikan paparan utangnya di tengah memudarnya harapan akan perubahan kebijakan ekonomi.

Dalam pidato kemenangannya, Erdogan mengakui bahwa inflasi adalah masalah yang paling mendesak. Meski demikian, ia mengatakan hal tersebut juga akan turun nantinya, menyusul kebijakan suku bunga bank sentral yang dipotong menjadi 8,5% dari 19% dua tahun lalu.

Para analis berhati-hati mengenai seberapa besar perubahan ekonomi yang akan digembar-gemborkan oleh pemerintahan baru Erdogan. "Erdogan tidak mungkin menerima pendekatan ekonomi ortodoks langsung," Kata Co-President di firma penasehat Teneo, Wolfango Piccoli.

"Namun, beberapa penyesuaian terhadap pendekatan heterodoks saat ini dapat diadopsi dengan tujuan mendapatkan waktu menjelang pemilihan lokal Maret 2024,"

Diperkirakan, perdagangan tipis pada hari ini. Sebab, banyak pasar di Eropa, serta AS tutup untuk liburan.

Sementara para pemimpin dunia mengucapkan selamat kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan setelah dia memenangkan pemilihan umum putaran kedua pada hari Minggu (28/5) untuk memperpanjang kekuasaannya yang telah berlangsung selama dua dekade.

Dilansir kantor berita AFP, Senin (29/5/2023), Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin termasuk di antara para pemimpin dunia yang memberikan ucapan selamat. Biden mengatakan dirinya berharap untuk bekerja sama dengan Erdogan dalam "tantangan global bersama".

"Saya berharap untuk terus bekerja sama sebagai sekutu NATO dalam masalah bilateral dan berbagi tantangan global," tulis Biden di Twitter, tanpa menyinggung ketegangan baru-baru ini dalam hubungan bilateral.

Sementara, Putin yang telah bekerja sama erat dengan Erdogan dalam isu-isu internasional utama meskipun ada beberapa ketidaksepakatan, mengatakan kepada pemimpin Turki itu bahwa kemenangannya adalah "hasil logis dari kerja keras Anda".

"Kemenangan Anda dalam pemilihan ini adalah hasil logis dari kerja keras Anda sebagai kepala Republik Turki, bukti nyata dukungan rakyat Turki atas upaya Anda untuk memperkuat kedaulatan negara dan mengejar kebijakan luar negeri yang independen," kata Putin, menurut situs Kremlin.

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak juga mengucapkan selamat kepada Erdogan, seraya menekankan kolaborasi keamanan yang sedang berlangsung antar kedua negara.

"Selamat kepada (Presiden Erdogan). Saya berharap dapat melanjutkan kerja sama yang kuat antara negara kita, mulai dari meningkatkan perdagangan hingga mengatasi ancaman keamanan sebagai sekutu NATO," tulis Sunak di Twitter.

Ucapan selamat juga disampaikan Ursula von der Leyen, Presiden Komisi Uni Eropa (UE), yang mengatakan blok tersebut ingin memperkuat hubungan dengan Turki.

"Saya mengucapkan selamat kepada (Erdogan) karena memenangkan pemilihan. Saya berharap untuk terus membangun hubungan UE-Turkiye," tulisnya di Twitter, menggunakan ejaan alternatif untuk Turki.