RN - Airlangga Hartarto dicap sebagai calon presiden (capres) gurem. Nilai tawarnya hingga kini rendah.
Alhasil, walaupun Airlangga memimpin partai besar sekelas Golkar tapi nasibnya masih gak jelas. "Seperti capres setengah galau gitu lah," sindir pengamat politik Tamil Selvan saat dihubungi wartawan, Selasa (20/6).
BERITA TERKAIT :Golkar Sudah Disahkan Kemkum, Gugatan Ke Bahlil Tetap Jalan
Idrus Marham Bersinar Lagi, Diangkat Jadi Waketum Golkar Bareng Bamsoet
Tamil Selvan menyatakan, Airlangga harus lebih berani dalam melakukan manuver. Saat ini ada kesan Airlangga negbet tapi gak berani karena takut diserang parpol koalisi lainnya.
"Kan jadi lucu dan aneh. Airlangga ini partai besar tapi tanpa punya koalisi yang jelas jadi namanya sekali lagi capres setengah," tambahnya.
Sebagai bos partai besar, harusnya Menko Perekonomian ini sudah punya titik terang soal posisi di 2024. Nama Airlangga awal digadang sebagai capres kini meredup.
Apesnya, lagi Airlangga juga tidak moncer seperti Sandiaga Uno, Erick Thohir atau AHY sebagai cawapres.
Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby, menyebut, Partai Golkar bisa memanfaatkan peluang dari koalisi yang sudah mengusung bakal calon presiden (capres) masing-masing. Adjie mengaku saat ini sudah ada tiga nama bakal capres yang dimunculkan.
Pertama, Ganjar Pranowo yang diusung PDIP dan PPP. Dua, Prabowo Subianto yang diusung Gerindra dan PKB, dan ketiga Anies Baswedan yang diusung Nasdem, Demokrat, dan PKS. Adjie mengaku ada beberapa pilihan yang bisa dimaksimalkan Golkar sebagai partai pemenang kedua Pemilu 2019. Pertama, Golkar bisa menawarkan ketua umumnya, Airlangga Hartarto sebagai bakal cawapres pendamping Prabowo Subianto.
Pada pilihan pertama ini, Airlangga akan bersaing keras dengan Erick Thohir dan kandidat bakal cawapres lainnya. Pemilihan bakal cawapres Prabowo ini juga masih membutuhkan kesepakatan dengan Ketum PKB Muhaimin Iskandar.
Pilihan kedua, partai berlambang pohon beringin membenttuk poros keempat dalam Pilpres 2024. Poros keempat ini bisa dibentuk dengan menggandeng PAN. Dalam poros keempat ini, Airlangga Hartarto bisa diajukan sebagai capres dan Zulkifli Hasan sebagai cawapres.
Menurut Adjie, poros keempat masih mungkin terjadi jika PAN gagal mempromosikan Erick Thohir sebagai cawapres Ganjar Pranowo atau Prabowo Subianto dan Airlangga Hartarto gagal jadi cawapres siapapun.
“Tapi bukankah poros keempat ini akan dikalahkan? Itu sudah diperhitungkan dengan harapan Pilpres 2024 berlangsung dua putaran. Walau kalah di putaran pertama, poros keempat akan ikut yang potensial menang di putaran kedua. Mereka tetap bisa ikut perahu pasangan capres lain di putaran kedua,” kata Adjie Alfaraby dalam keterangan hasil survei nasional LSI Denny JA di Jakarta, Senin (19/6/2023).
Pilihan ketiga, Airlangga Hartarto tak menjadi capres atau cawapres, tapi akan memperoleh posisi penting dalam kabinet capres terpilih. Airlangga akan seperti posisi Luhut Binsar Panjaitan di era Presiden Jokowi. “Kelebihan Airlangga Hartarto membawa Partai Golkar, pengalaman di pemerintahan, sumber dana, dan kekuatan yang jarang dimiliki cawapres lain,” ujarnya.
Adji menuturkan, PDIP sudah memiliki dukungan cukup untuk mencalonkan pasangan capres dan cawapres. Menurut Adjie, dalam tradisinya, PDIP cenderung memilih cawapres dari tokoh NU yang merepresentasikan Islam. Meskipun, cawapres Ganjar Pranowo sepenuhnya tergantung pada Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Sementara, bagi Koalisi Perubahan, kata Adji, posisi cawapres Anies Baswedan yang dipilih adalah untuk menjaga agar Partai Nasdem, PKS, dan Partai Demokrat tidak pecah. Nama cawapres yang beredar adalah Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Khofifah Indar Parawansa atau tokoh lainnya yang bisa diterima oleh semua partai Koalisi Perubahan.
Di sisi lain, koalisi pendukung Prabowo Subianto memiliki persoalan sendiri. Sebab, Prabowo tetap perlu cawapres dari partai yang membawa tiket. Adjie menyebut Prabowo Subianto bisa menggandeng Airlangga Hartarto yang menjadi pemegang tiket Partai Golkar.
Selain itu, Prabowo juga bisa menggandeng Menteri BUMN, Erick Thohir, yang membawa dukungan PAN, atau Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, yang juga membawa tiket dan paling awal bersama Prabowo.
Riset LSI Denny JA dilaksanakan pada 30 Mei hingga 12 Juni 2023 melibatkan 1.200 responden di seluruh Indonesia. Mrgin of error riset ini sekitar 2,9 persen.
Relawan Jokowi
DPD Pro Jokowi (Projo) Sulawesi Selatan (Sulsel) telah memutuskan arah dukungannya kepada paslon Prabowo Subianto dan Airlangga Hartarto. PDIP mengaku tidak masalah dengan keputusan Projo Sulsel.
"Nggak apa. Relawan yang dukung Pak Ganjar kan juga cukup banyak," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto kepada wartawan di Kantor Dewan Pers, Senin (19/6/2023),
Hasto menyebut wajar Projo Sulsel memberikan dukungan kepada Prabowo dan Airlangga. Menurutnya, relawan bebas berekspresi memberikan dukungan.
"Relawan kan strukturnya bukan seperti partai politik, namanya relawan, sehingga prinsip-prinsip kerelawanan itu kan kemudian mereka sampaikan ekspresi, karena ini bukan suatu terorganisir dalam suatu idelogi, dan suatau platform, sehingga relatif lebih cair," ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, DPD Pro Jokowi (Projo) Sulawesi Selatan (Sulsel) telah memutuskan arah dukungannya pada Pilpres 2024. Projo Sulsel mengusung Prabowo Subianto sebagai capres dan didampingi oleh Airlangga Hartarto.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Projo Sulsel Herwin Niniala dalam Konferensi Daerah (Konferda) DPD Projo Sulsel di Hotel Claro, Makassar, Minggu (18/6). Dia menyebut keputusan ini berdasarkan pembahasan dalam Musyawarah Rakyat (Musra) di berbagai provinsi.
"Berdasarkan agenda kebangsaan dan program prioritas harapan rakyat yang juga menjadi pembahasan dalam Musyawarah Rakyat (MUSRA) di berbagai provinsi maka Projo Sulawesi Selatan memutuskan untuk mendukung pasangan Prabowo Subianto dan Airlangga Hartarto sebagai capres dan cawapres dalam Pilpres 2024," kata Herwin kepada wartawan.
Selanjutnya, kata Herwin, keputusan dalam Konferda Projo Sulsel ini akan dibawa ke rapat kerja nasional. Keputusan ini akan menjadi pertimbangan bersama di tingkatan nasional.
"Keputusan Konferda Projo Sulawesi Selatan akan dibawa dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) VI Projo sebagai pertimbangan bersama untuk mendukung capres-cawapres di 2024," sebutnya