Jumat,  22 November 2024

Cara Mengelola Depresi Agar Tidak Kena Serangan Jantung Dan Stroke

RN/NS
Cara Mengelola Depresi Agar Tidak Kena Serangan Jantung Dan Stroke
Ilustrasi

RN - Dampak depresi ternyata bisa membuat daya tahan tubuh lemah. Bahkan, depresi mampu menimbulkan penyakit jantung. 

Depresi juga bisa menurunkan daya seks. Tapi, depresi ternyata mudah untuk mengobatinya.

Tidak jarang, orang yang menderita depresi merasakan gangguan tidur, yang bisa memperburuk kondisi mentalnya. Namun, kualitas tidur yang baik bisa menjadi kunci dalam mengelola depresi dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

BERITA TERKAIT :
Jahe Obat Alami Tradisional Yang Maknyus, Hadang Diabetes Hingga Kolestrol
Hipertensi Pembunuh Diam-Diam, Ini Makanan Penghadang Darah Tinggi

Depresi, atau gangguan depresi mayor, bukan hanya tentang merasa sedih. Ini adalah kondisi yang mempengaruhi suasana hati, pikiran, dan perilaku seseorang. Orang dengan depresi dapat merasakan perasaan negatif yang berkepanjangan dan kehilangan minat pada aktivitas yang biasanya mereka nikmati. Gangguan tidur adalah salah satu tanda awal depresi.

Tidur dan depresi memiliki hubungan dua arah. Depresi bisa mengganggu pola tidur seseorang, menyebabkan gangguan tidur seperti hipersomnia (tidur berlebihan) atau insomnia (kesulitan tidur). Di sisi lain, kurang tidur berkualitas bisa memperburuk gejala depresi dan membuatnya lebih sulit untuk mengatasi stres sehari-hari.

Tidur bukan hanya tentang istirahat fisik, tetapi juga mempengaruhi keseimbangan emosi. Ketika kita tidur, otak memproses peristiwa harian dan mengatur respons emosional terhadap rangsangan. Kurang tidur dapat menyebabkan amigdala (pusat emosi otak) menjadi terlalu aktif, memicu respons emosional negatif. Ini bisa memperburuk gejala depresi dan menghambat kemampuan mengatasi stres.

Dilansir //CNET// pada Kamis (17/8/2023), ada beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk membantu tidur lebih nyenyak dan mengelola depresi:

1. Tetapkan Rutinitas Sebelum Tidur

Buatlah rutinitas sebelum tidur untuk menciptakan lingkungan yang kondusif untuk tidur, seperti mematikan lampu dan layar, serta fokus pada relaksasi.

2. Habiskan Waktu di Luar Ruangan

Paparan sinar matahari membantu meningkatkan kadar serotonin dalam otak, yang dapat mempengaruhi suasana hati dan pola tidur.

3. Manfaatkan Tidur Siang

Jika perlu, tidur siang dengan bijak. Jangan terlalu sering dan tidak lebih dari 20 menit.

4. Berolahraga Teratur

Olahraga dapat membantu mengurangi tingkat stres, meningkatkan suasana hati, dan memfasilitasi tidur yang lebih baik.

5. Coba Terapi Perilaku Kognitif

Terapi ini dapat membantu mengatasi kebiasaan tidur yang buruk dan mengubah pola pikir yang kontributif terhadap depresi.

Tidur malam yang baik adalah cara penting dalam mengatasi depresi. Ini dapat membantu meredakan gejala depresi, memperbaiki konsentrasi, suasana hati, dan kualitas hidup secara keseluruhan. Namun, jika masalah tidur terus berlanjut, penting untuk mencari bantuan profesional. Terapi perilaku kognitif dan pengobatan medis dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas tidur dan pengelolaan depresi. 

Sementara dampak depresi pada tubuh yakni: 

1. Masalah pada sistem pencernaan
Depresi berkaitan erat dengan masalah sistem pencernaan. Penderita depresi biasanya mengalami peningkatan atau penurunan nafsu makan. Takaran dan nutrisi makanan yang dikonsumsi pun juga tidak diperhatikan.

Akibatnya, penderita depresi rentan mengalami berbagai masalah pencernaan, seperti sakit atau kram perut, sembelit, irritable bowel syndrome, serta kolitis ulseratif. Mereka juga akan berisiko mengalami obesitas, malnutrisi, dan pada kondisi yang parah dapat mengalami anoreksia geriatrik.

2. Penurunan gairah seksual
Depresi juga dapat merusak kehidupan seksual, lho. Orang yang depresi rentan mengalami penurunan libido, sehingga ia merasa enggan untuk melakukan aktivitas seksual atau bahkan tidak merasakan kesenangan saat berhubungan seks.

Selain itu, depresi juga dapat menyebabkan anorgasmia atau kesulitan mencapai orgasme serta disfungsi ereksi.

3. Gangguan fungsi otak
Beberapa bagian otak tertentu, meliputi hipokampus dan korteks prefrontal dapat menyusut ketika seseorang mengalami depresi. Dampak dari penyusutan bagian otak ini adalah menurunnya kemampuan mengingat, menyimpan memori, membuat keputusan, dan mengolah emosi.

Selain itu, depresi juga dapat menyebabkan bagian otak bernama amigdala bekerja berlebihan. Perubahan pada amigdala ini berdampak pada pola tidur dan aktivitas penderita depresi. Nah, gangguan tidur pada penderita depresi, misalnya insomnia, dapat berujung pula pada masalah kesehatan lainnya.

4. Masalah pada jantung
Hormon stres yang dilepaskan ketika seseorang mengalami depresi dapat membuat jantung berdegup lebih cepat dan kencang. Jika dibiarkan dalam jangka waktu yang lama, kondisi ini meningkatkan risiko penyakit jantung. Salah satunya adalah penyakit jantung koroner yang bisa berakibat fatal.

5. Imunitas tubuh melemah
Depresi bisa menurunkan motivasi seseorang untuk menjalani gaya hidup sehat. Hal ini akan membuat tubuh kekurangan energi serta mengalami penurunan imunitas. Ketika imunitas tubuh melemah, tubuh tidak akan mampu melawan virus dan bakteri sehingga lebih rentan terserang penyakit.

Selain masalah kesehatan di atas, depresi juga dapat menyebabkan timbulnya sakit kepala, pegal-pegal atau rasa lemas, dan nyeri yang berlangsung lama dan tidak membaik dengan pengobatan.