RN- Pemilihan Presiden 2024 tinggal menghitung hari dan dari beberapa kandidat yang muncul, pengaruh Jokowi menjadi poin yang diperebutkan oleh para kontestan seperti Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Namun walaupun tercatat sebagai kader PDIP, Jokowi terlihat jelas memberikan dukungan kepada Prabowo, baik melalui pernyataan kiasan maupun gerak-gerik politik melalui anaknya Gibran Rakabuming.
Hal ini tentu memunculkan stigma bahwa ada keretakan hubungan antara Jokowi dan PDIP. Stigma ini diperkuat dengan munculnya kritikan tentang kepemimpinan Jokowi terkait food estate oleh Sekjen PDIP Hasto.
BERITA TERKAIT :Projo Mau Jadi Parpol, Agar Jokowi Punya Kendaraan Atau Mainan?
Trump Tuding Kamala Harris Akan Bawa AS Perang Dunia Ke-3
Melihat fenomena politik ini, Komunikolog Politik dan Hukum Nasional Tamil Selvan mengatakan bahwa Ganjar tidak mungkin akan melanjutkan program Jokowi jika terpilih menjadi Presiden.
"Melanjutkan program Jokowi itukan barter politik dengan dukungan Jokowi ke Ganjar, maka dengan Jokowi main dua kaki seperti ini, tentu PDIP akan membatalkan deal tersebut karena dinilai Jokowi ini tidak loyal," ungkap Dosen Universitas Dian Nusantara ini kepada awak media, Jumat (31/8)
Kang Tamil panggilan akrabnya mengatakan bahwa sejak awal Puan Maharani terlihat tidak setuju dengan kebijakan Jokowi tentang Ibu Kota Negara atau IKN. Maka, menurutnya, Jokowi tidak memiliki alat sandera politik kepada PDIP untuk tetap melanjutkan program yang ditinggalkannya.
"Kita lihat Puan juga sebenarnya tidak setuju. Jadi legacy itu adalah milik Presiden yang memimpin, tidak mungkin PDIP mau memimpin tapi membesarkan legacy atas nama Jokowi, emang Jokowi itu siapa?" jelas Tamil.
Lebih lanjut Kang Tamil menjelaskan bahwa Jokowi saat ini tengah dilema, sebab disatu sisi Jokowi tahu bahwa hanya Prabowo yang akan bersikap ksatria untuk meneruskan program Jokowi, namun disisi lain Jokowi tidak punya nyali untuk berseberangan dengan PDIP.
"Jokowi tahu bahwa yang jelas akan meneruskan programnya itu hanya Prabowo. Jadi istilahnya, hati Jokowi ada di Prabowo tapi raganya tersandera oleh PDIP," tandasnya. (***)