Sabtu,  27 April 2024

Minta PM Italia Investasi, Jokowi Getol Jualan IKN 

RN/NS
Minta PM Italia Investasi, Jokowi Getol Jualan IKN 
Perdana Menteri (PM) Italia Giorgia Meloni dan Jokowi.

RN - Jokowi lagi getol mencari investasi. Guyuran duit dari negara asing itu untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). 

Jokowi menggelar pertemuan dengan Perdana Menteri (PM) Italia Giorgia Meloni di Bharat Mandapam, IECC, Pragati Maidan, New Delhi, India. Jokowi dan Meloni membahas sejumlah kerja sama dan investasi Italia di Indonesia.

Dalam bidang investasi, Jokowi menyambut baik peningkatan investasi oleh Italia ke Indonesia.

BERITA TERKAIT :
Jokowi Melanggar Etika Karena Dukung Paslon, Tapi Gak Bisa Terjerak Hukum
Jokowi Selamat Dari Putusan MK, Hakim Sebut Presiden Tak Melakukan Nepotisme 

"Saya sambut baik peningkatan investasi Italia dan peresmian pabrik Piaggio tahun lalu," ujar Jokowi dalam keterangan tertulis dari Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Minggu (10/9/2023).

Lebih lanjut, Jokowi juga menyampaikan apresiasi atas komitmen Italia dalam skema Just Energy Transition Partnership (JETP). Jokowi berharap komitmen tersebut dapat segera diwujudkan dalam waktu dekat.

"Saya harap komitmen segera diimplementasikan karena dukungan mobilisasi pendanaan adalah elemen penting transisi energi," kata Jokowi.

Selain itu, Kepala Negara mengundang Italia untuk terlibat dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dan infrastruktur hijau. "Saya juga undang Italia untuk kembangkan ekosistem EV, infrastruktur hijau dan pembangunan Ibu Kota Nusantara," ajak Jokowi.

Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 20 menit tersebut, Presiden Jokowi juga meminta dukungan PM Meloni atas keanggotaan Indonesia di Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).

Turut mendampingi Presiden dalam pertemuan yakni Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.