RN - Para Sahabat Nabi Muhammad SAW merupakan orang-orang pilihan yang turut meneruskan wahyu dari beliau. Rasulullah juga telah memperingatkan agar tidak mencela para sahabatnya.
Dikutip dari buku Inilah Faktanya karya Dr Utsman bin Muhammad al-Khamis, orang-orang yang mencela para Sahabat dapat dibagi menjadi dua golongan. Pertama, yang mencela mereka disebabkan syubhat-syubhat, atau disebabkan bisikan dan pengaruh para ulama su’ (yang sesat dan menyesatkan) terhadapnya. Kedua, yang mencela karena kedengkian.
Sebab, merekalah pengemban agama ini serta pembawa Alquran dan as-Sunnah. Dampaknya adalah umat tidak akan percaya lagi dengan para pembawa dua wahyu tersebut sehingga tidak yakin dengan apa yang mereka sampaikan, sebab mungkin saja terjadi penambahan atau pengurangan karena ketidakshalihan mereka. Inilah bahaya yang sebenarnya.
BERITA TERKAIT :Batak Muslim Di Kabupaten Bogor Do’akan dan Dukung Kang Mus
AXS Jakarta Timur Gandeng Jimat dan Majelis Taklim Nurul Fajri Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW
Tujuan terakhir yang ingin dicapai orang-orang itu adalah menimbulkan keraguan terhadap agama Allah Azza wa Jalla dengan menyebarkan ketidakpercayaan terhadap para pembawanya.
Abu Zur‘ah ar-Razi rahimahullah mengatakan, yang seandainya ditulis dengan tinta emas niscaya hal itu tidaklah berlebihan: “Jika engkau melihat seseorang mencela Sahabat Rasulullah maka ketahuilah bahwa dia adalah seorang zindiq".
Karena kita meyakini kebenaran Alquran, begitu juga as-Sunnah, sedangkan yang menyampaikan dua wahyu ini adalah para Sahabat Radhiyallahu Anhum. Sungguh, orang-orang ingin mencela saksi-saksi kita itu (yaitu para Sahabat) agar mereka bisa menolak Alquran dan as-Sunnah. Padahal, celaan tersebut lebih pantas ditujukan kepada mereka; karena, merekalah orang-orang yang zindiq.” (Tarikh Dimasyq)
"Janganlah kalian mencela para Sahabatku. Karena sungguh, seandainya salah seorang di antara kalian menginfakkan emas sebesar Gunung Uhud, itu tidak sebanding dengan satu mud yang diinfakkan oleh salah seorang dari mereka, bahkan tidak juga setengahnya."