RN - Gembar-gembor PDIP akan mencetak hattrick atau menang tiga berturut-turut bisa amsiong. Sebab, elektoral PDIP tergantung dari Jokowi.
Hubungan PDIP dan Jokowi saat ini masih naik turun. Terkadang panas dan terkadang sejuk. Indikator Politik Indonesia menyampaikan bahwa Jokowi memiliki pengaruh electoral yang besar terhadap PDIP.
Hal itu terungkap dalam survei terbaru Indikator Politik Indonesia yang dilakukan pada awal Oktober 2023.
BERITA TERKAIT :Megawati Muncul Usai Jokowi Turun Di Jateng & Jakarta, Tuding Aparat Gak Netral
Jokowi Getol Endorse RIDO, Dendam Ke PDIP Atau...?
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi memaparkan hasil survei bertajuk ‘Korelasi antara Approval Rating Presiden dan Dukungan atas Capres dan Partai Jelang 2024’. Pihaknya melakukan penelitian pada 2-10 Oktober 2023 kepada sebanyak 1.220 responden yang ada di berbagai provinsi di Indonesia.
Dalam penelitian, diantaranya mengenai pilihan partai politik serta alasan memilih partai politik. Data menunjukkan, PDIP masih bertengger di urutan teratas sebagai partai yang paling banyak dipilih oleh masyarakat.
Partai yang dinahkodai Megawati Soekarno Putri tersebut meraih dukungan sebesar 22,3 persen, disusul Partai Gerindra 16,9 persen, Partai Golkar 9,1 persen. Lalu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebesar 8,1 persen, Partai Nasdem 6,9 persen, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 5,7 persen, Partai Amanat Nasional (PAN) 4,5 persen, dan Partai Demokrat 4,3 persen. Selebihnya di bawah 4 persen.
“Kami memberikan pertanyaan spontan setelah responden memiliki preferensi partai, yakni apa alasan memilih partai-partai tadi? Ada 19,3 persen responden yang memilih karena terbiasa memilih partai tertentu. Adapun pemilih yang cenderung memilih karena kebiasaan, mungkin faktor loyalitas, paling besar adalah PDIP,” kata Burhanuddin melalui diskusi daring, Jumat (20/10/2023).
Setelah faktor ‘karena terbiasa memilih partai tersebut’, Indikator Politik Indonesia juga menemukan temuan bahwa faktor berikutnya adalah kaitannya dengan eksistensi Presiden RI Joko Widodo.
“Yang menarik untuk PDIP alasan terbesar kedua memilih PDIP adalah karena suka sama Presiden Jokowi, artinya kita bisa simpulkan Presiden Jokowi punya kontribusi elektoral yang sangat memadai, sangat besar buat PDIP,” ujar dia.
Burhanuddin melanjutkan, sementara itu, alasan pemilih memilih PDIP karena menyukai Megawati Soekarnoputri hanya mendapatkan angka 4 persen. Hasil temuan itu dinilai perlu untuk didiskusikan lebih lanjut, mengenai hubungan PDIP dan Presiden Jokowi.
“Tentu bisa mendiskusikan bagaimana kelanjutan elektoral PDIP, kalau misal hubungan PDIP dengan Presiden Jokowi merenggang. Apa implikasinya buat PDIP dan apa juga implikasi buat Jokowi kalau tidak dapat sokongan dari PDIP, bagaimanapun PDIP partai terbesar di Indonesia dan implikasi kedua belah pihak terkait hubungan yang sedang tidak baik-baik saja,” tutur dia.