RADAR NONSTOP - Tanah di Jakarta terus turun. Jika ini didiamkan tentu sangat berbahaya dan bisa menyebabkan longsor dan ambles.
Kementerian PUPR bersama lembaga Jepang, JICA menyebutkan pada 2018, Jakarta mengalami penurunan muka tanah 5-12 cm per tahun. Jika laju penurunan muka tanah di Jakarta terus berlangsung, Jakarta akan semakin rentan tergenang air pasang dan banjir.
Dampak lainnya adalah meningkatnya risiko kerusakan pada infrastruktur jalan dan jembatan, degradasi bangunan yang diikuti penurunan nilai properti.
Tiga hal penyebab turunnya permukaan tanah adalah beban bangunan gedung, pemadatan tanah, dan pengambilan air tanah yang berlebihan. Khusus untuk Jakarta penurunan lebih banyak disebabkan oleh penggunaan air tanah yang berlebihan dan bangunan gedung tinggi.
Relawan Anies Di Kota Bekasi Siap Gembosi Jago PKS, Di Jakarta Kapan Nih?
Pelantikan Prabowo Bakal Dihadiri Ganjar Dan Anies, Tensi Politik Bakal Aman Dan Sejuk
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut pihaknya akan melakukan sidak kepada gedung bertingkat.
"Sidak dilanjutkan dan akan digunakan alat ukur yang baru," ucap Anies di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (16/1/2019).
Alat ukur baru itu disebut Anies menggunakan teknologi teranyar untuk memudahkan pengukuran sistem penyedotan air tanah. Selain itu, Anies menyebut Pemprov DKI menggandeng agensi asing untuk mengkaji persoalan tersebut.
"Ini salah satu yang kami akan terapkan di 2019. Teknologi baru untuk mengukur penggunaan air tanah di gedung-gedung. Hari ini kami seperti Tom and Jerry, jadi kejar-kejaran carinya," ucap Anies.
Sama dengan Kementerian PUPR agensi yang digandeng Anies yaitu Japan International Cooperation Agency (JICA). Mereka akan mengkaji masalah penurunan tanah di Jakarta.
Dia juga menuturkan Jepang mempunyai pengalaman mengatasi masalah penyedotan air tanah di Jakarta.
"Saya sampaikan bahwa penanganan ini harus belajar dari kota-kota lain di dunia yang pernah mengalami penurunan permukaan tanah," sebutnya.