Jumat,  22 November 2024

Setiap Hari Dibom, Gaza Kini Jadi Kuburan Massal Terbesar Di Dunia

RN/NS
Setiap Hari Dibom, Gaza Kini Jadi Kuburan Massal Terbesar Di Dunia
Gaza dihujani bom oleh Israel. Foto: Anas al-Shareef | Reuters.

RN - Gaza, Palestina terus dibom Israel. Setiap hari, pasukan Zionis Yahudi itu membantai warga Gaza.

Bukan hanya bom, seluruh akses bantuan dari dunia juga distop. Alhasil, jutaan rakyat Gaza terancam kelaparan.

Mantan juru bicara badan PBB untuk pengungsi Palestina, Chris Gunness mengatakan kepada Aljazirah bahwa Gaza telah menjadi kuburan terbesar di dunia. Tak hanya dibom terus menerus, Gaza juga sedang menatap jurang kelaparan.

BERITA TERKAIT :
Israel Bom Rusun Di Gaza, Ratusan Mayat Bergelimpangan 
Setelah Bela Gaza Palestina, Kini Mia Khalifa Tobat Dari Bintang Film Seks

Hal ini dikarenakan, pengiriman bantuan masih belum memadai dan bahan bakar masih diblokir untuk masuk ke daerah kantong tersebut. "Gaza sedang bertransformasi dari apa yang pernah disebut oleh mantan Perdana Menteri Inggris sebagai penjara terbuka terbesar di dunia menjadi kuburan terbuka terbesar di dunia," katanya kepada Aljazirah Rabu (1/1/2023).

"Bahan bakar, yang akan membuat stasiun pompa pembangkit listrik tenaga air tetap beroperasi, telah habis. Jadi air, elemen dasar untuk kehidupan benar-benar tidak tersedia untuk 2,2 juta orang," kata Gunness.

Sebagai sebuah pilihan politik langsung, Menteri Pertahanan Israel Yoav Galant menegaskan dengan sangat jelas bahwa blokade terhadap Gaza adalah mutlak.

"Kita tahu bahwa sekitar 150 truk telah diizinkan masuk sejak tanggal 21 Oktober. Itu tidak cukup. Apa yang kita lihat sekarang bukan hanya sebuah bencana, tapi sebuah bencana pilihan," kata Galant.

Karena itu, Gunness menggemakan kantor kemanusiaan PBB, OCHA, dengan menambahkan bahwa penyeberangan Karem Abu Salem (disebut Kerem Shalom oleh Israel) antara Israel dan Gaza, yang terletak di dekat perbatasan dengan Mesir, agar supaya memungkinkan lebih banyak truk melintas, dibandingkan dengan penyeberangan Rafah yang hanya memiliki satu jalur ke Mesir. Pintu perbatasan Rafah sudah mulai membuka akses bantuan, namun masih sangat terbatas.

Pintu perbatasan Rafah juga telah membuka akses penyebrangan orang terutama warga Gaza yang terluka. Ambulans hilir mudik membawa warga Palestina yang terluka memasuki Mesir dari Gaza melalui perlintasan Rafah yang dibuka untuk pertama kalinya sejak 7 Oktober.

Selain warga yang terluka, pintu Rafah juga terbuka bagi akses warga asing keluar dari Gaza. Otoritas Umum Penyeberangan di Gaza mengatakan kepada Al Jazeera bahwa 335 pemegang paspor asing juga diizinkan untuk menyeberang.