RN - 4.104 anak Palestina di Gaza sudah tewas akibat bom. Jika dihitung, setiap 10 menit, satu anak Palestina tewas akibat bom.
Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengungkapkan, agresi Israel rata-rata telah membunuh seorang anak Palestina setiap 10 menit selama sebulan terakhir di Gaza.
“Rata-rata, satu anak terbunuh dan dua orang terluka setiap 10 menit selama perang. Melindungi warga sipil di saat konflik bukanlah sebuah aspirasi atau cita-cita; itu adalah kewajiban dan komitmen terhadap kemanusiaan kita bersama,” tulis UNRWA pada akun X resminya, Senin.
BERITA TERKAIT :Israel Bom Rusun Di Gaza, Ratusan Mayat Bergelimpangan
Viral, Mia Khalifa Sebut Tentara AS Yang Bela Israel Kena Gangguan Mental
UNRWA adalah badan utama PBB yang beroperasi di Jalur Gaza. Saat ini sekolah-sekolah UNRWA menampung sekitar 670 ribu warga Gaza yang mengungsi atau ingin berlindung dari serangan Israel. Sejak Gaza dibombardir Israel pada 7 Oktober 2023 lalu, sedikitnya 88 staf atau kolega UNRWA di Gaza telah terbunuh.
Direktur Komunikasi UNRWA Juliette Touma mengaku sangat terpukul atas banyaknya jumlah kolega UNRWA yang tewas di Gaza. “Ini menghancurkan bagi UNRWA. 88 kolega, itu angka terakhir yang kami peroleh dalam kehilangan yang besar ini. Kami sedang berduka,” ujar Touma dalam sebuah wawancara dengan TRT World, Senin lalu.
Pekan lalu Direktur UNRWA di Jalur Gaza, Thomas White, mengatakan saat ini tidak ada tempat aman di Jalur Gaza. Dia menyebut, bendera PBB pun tak bisa lagi melindungi warga Gaza dari agresi Israel. Hal itu karena fasilitas dan bangunan PBB di sana turut dibidik dalam serangan.
“Kami bahkan tidak bisa memberikan mereka keamanan di bawah bendera PBB,” kata White mengacu pada sekitar 600 ribu warga Gaza yang mencari perlindungan di gedung-gedung PBB di Jalur Gaza, termasuk sekolah, dikutip laman kantor berita Palestina, WAFA, Jumat (3/11/2023).
Dia mengungkapkan, selama hampir sebulan agresi Israel ke Gaza, lebih dari 50 fasilitas PBB rusak atau hancur terimbas serangan. Pekan lalu White menyampaikan bahwa sebanyak 72 staf UNRWA juga terbunuh sejak Israel memulai kampanye serangan udaranya ke Gaza pada 7 Oktober 2023 lalu.
White khawatir, jumlah warga terbunuh ketika berlindung di bangunan atau fasilitas PBB akan meningkat signifikan, terutama di Jalur Gaza bagian utara yang kini menjadi medan pertempuran utama. “Kenyataannya adalah kami kehilangan kontak dengan banyak tempat penampungan di wilayah utara,” ujarnya kepada perwakilan negara-negara anggota UNRWA dalam konferensi virtual membahas situasi kemanusiaan di Gaza.
“Mereka adalah orang-orang yang mencari perlindungan di bawah bendera PBB yang mencari perlindungan berdasarkan hukum kemanusiaan internasional. Mari kita perjelas, tidak ada tempat yang aman di Gaza saat ini,” tambah White.