Sabtu,  05 October 2024

Ganjar Gelisah Putusan MK & Gibran Maju, NasDem Sebut Kenapa Baru Sadar

RN/NS
Ganjar Gelisah Putusan MK & Gibran Maju, NasDem Sebut Kenapa Baru Sadar
Ganjar bersama Gibran sebelum menjadi Cawapres Prabowo.

RN - NasDem menyindir balik Ganjar Pranowo yang mengaku terusik lantaran putusan Mahkamah Konstitusi (MK) hingga Gibran Rakabuming Raka maju sebagai cawapres. 

Waketum Partai NasDem Mad Ali tertawa dengan gelisahnya Ganjar. "Kemarin-kemarin di mana? Kok baru sadar?" kata Mad Ali di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Sabtu (11/11/2023). 

Mad Ali lantas mengatakan jika pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin tidak terusik dengan putusan MK yang masih berlaku itu. Dia mengatakan pihaknya menghormati hukum yang berlaku.

BERITA TERKAIT :
20 Nama Capim Dan Cadewas KPK Masuk Istana, Heru & Michael Paling Tajir
Saluran Air Dikuras dan Diperbaiki, Warga Penjaringan: Makasih Pemkot Jakut dan PUPR

"Nggak (terusik), biasa aja, itu kan hak warga negara kok, kita hormati hukum," tuturnya.

Ganjar Pranowo sebelumnya menyoroti kondisi politik saat ini setelah keluarnya putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) yang menyatakan Anwar Usman melanggar etik berat sehingga dicopot dari Ketua MK. Ganjar mempertanyakan mengapa putusan dari sebuah protes dengan pelanggaran etik berat bisa lolos begitu saja.

"Saya tercenung memantau perkembangan akhir-akhir ini tentang kondisi politik setelah putusan MKMK. Saya mencoba diam sejenak, saya merenungkan bangsa ini ke depan. Saya mencermati kembali kata demi kata, kalimat demi kalimat dari putusan itu yang menjadi pertimbangan dan dasar Majelis Kehormatan MK," kata Ganjar melalui rekaman video yang diunggah di Instagramnya seperti dilihat, Sabtu (11/11/2023).

"Dari situ saya semakin gelisah dan terusik mengapa sebuah keputusan dari sebuah protes dengan pelanggaran etik berat dapat begitu saja lolos, apa ada pertanggungjawabannya kepada negara," lanjutnya.

Ganjar juga mempertanyakan mengapa putusan tersebut masih dijadikan landasan hukum dalam bernegara. Menurutnya, hal itu seperti cahaya yang menyilaukan dan menyakitkan mata.

"Mengapa keputusan dengan masalah etik, di mana etik menjadi landasan dari hukum, masih dijadikan rujukan dalam kita bernegara. Mengapa hukum tampak begitu menyilaukan dan menyakitkan mata sehingga kita rakyat sulit sekali memahami cahayanya," ujarnya.

Diketahui, Gibran terus bergerak. Putra Jokowi ini bahkan tidak mempedulikan kritik soal dirinya yang maju atas putusan MK yang saat itu dipimpin oleh Anwar Usman.