Siswa Bangor Dan Perubahan Kurikulum Yang Bikin Guru Setres, Jokowi Kaget...
RN - Guru adalah profesi yang punya tingkat setres tinggi. Jokowi menyebut ternyata guru memiliki tingkat stres yang tinggi.
"Karena perilaku siswa, perubahan kurikulum, dan ketiga perkembangan teknologi," ujar Jokowi.
Hal itu disampaikan Jokowi saat menghadiri acara peringatan ulang tahun ke-78 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu (25/11).
BERITA TERKAIT :Situs Resmi Pemprov DKI Marak Iklan Judol, Kerjasama?
3.568.212 Ikuti Seleksi CPNS, Peserta Jangan Percaya Beking Dan Calo
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), saat ini Indonesia memiliki 3,37 juta guru untuk tahun ajaran 2022/2023. Jumlah tersebut naik 2,70 persen dibandingkan pada tahun ajaran sebelumnya yang sebanyak 3,28 juta orang.
Dari jumlah tersebut, jumlah guru paling banyak berada di jenjang Sekolah Dasar (SD) yang mencapai 1,61 juta orang. Kemudian, diikuti jumlah guru di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 708.675 juta orang.
Selanjutnya, jenjang Taman Kanak-Kanak (TK) terdapat 368.361 guru. Sedangkan, jumlah guru di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 347.977 orang.
Sementara itu, jumlah guru paling sedikit di jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jumlahnya tercatat sebanyak 337.271 orang pada 2022/2023.
"Saya baca di Rand Corporation tahun 2022, saya kaget juga setelah membaca bahwa tingkat stres guru itu lebih tinggi dari pekerjaan yang lain," kata Presiden Jokowi.
Presiden ketujuh RI yang sudah menjabat dua periode itu menjelaskan, dalam hasil kajian itu terdapat beberapa indikator teknis yang membuat tingkat stres guru tinggi.
Namun, mantan Walikota Solo itu meyakini hasil riset tersebut dikeluarkan lembaga riset internasional, sehingga tidak menggambarkan apa yang terjadi di Indonesia.
"Tapi saya lihat bapak/ibu semuanya yang dari PGRI ceria semuanya," demikian Jokowi mengutarakan disambut tepuk tangan.
Acara ulang tahun ke-78 PGRI tersebut dirangkai dengan perayaan Hari Guru Nasional, yang juga dihadiri Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy; hingga Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim.