Sabtu,  27 April 2024

Obat Kuat Marak Di Pulau Jawa, Dampak Seks Satu Kali Nempel Metu

RN/NS
Obat Kuat Marak Di Pulau Jawa, Dampak Seks Satu Kali Nempel Metu
BPOM saat jumpa pers hasil razia obat, beberapa waktu lalu.

RN - Pria di Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim) ternyata gemar kosumsi obat kuat. Hal ini terbukti dari hasil razia Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI).

Obat-obat tersebut beredar ilegal. Paling banyak ditemukan di Jawa Tengah, Jawa Timur, Riau, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Bali, hingga Sulawesi Selatan. Selain obat kuat, obat pelangsing, suplemen dan lainnya juga marak beredar.

Kosumsi obat kuat biasanya, pria tidak pede saat hubungan seks. Ada lelucon atau jok kalau penikmat obat kuat adalah netu alias sekali nempel metu. 

BERITA TERKAIT :
Istri Jadi Korban Kekerasan Seksual, Makanya Pilih Suami Jangan Cuma Cinta

BPOM menemukan lebih dari dua juta produk ilegal mengandung bahan terlarang yang bisa berbahaya bagi kesehatan publik. Produk tersebut meliputi 51 item obat tradisional berbahan kimia obat (BKO) dengan satu juta produk, 183 item kosmetik mencapai 1,2 juta produk.

Beredar sepanjang September 2022 hingga Oktober 2023, temuan produk ilegal secara keseluruhan meningkat 8 persen dalam tiga tahun terakhir.

Menurut Plt Kepala BPOM RI Lucia Rizka Andalucia, obat tradisional ilegal paling banyak teridentifikasi di Jawa Tengah, Jawa Timur, Riau, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Bali, hingga Sulawesi Selatan. 

Sementara kosmetik dengan bahan terlarang paling sering ditemukan di ibu kota, ada krim pemutih yang mengandung merkuri, hingga hidrokuinon. Tak hanya itu, sejumlah kosmetik juga ditemukan memiliki kandungan pewarna K3 hingga K10, yang biasa digunakan untuk tekstil, malah ditemukan di produk eyeshadow, blush on, hingga lipstick.

Padahal, bisa berisiko kanker jika terhirup atau masuk ke dalam tubuh.

"Temuan kosmetik bahan berbahaya ini didominasi krim wajah mengandung merkuri, hidrokuinon, yang bisa memicu efek jangka panjang. Seperti bintik-bintik hitam di wajah, alergi, iritasi kulit, sampai menyebabkan sakit kepala, diare, muntah, dan gangguan ginjal," pesan Lucia, dalam konferensi pers Jumat (8/12/2023).

"Ada juga yang mengandung asam retinoat, mengakibatkan kulit kering. fungsi organ terganggu, makanya harus berhati-hati. Ini jangan sampai ada di kosmetik kita."

Rizka berpesan agar masyarakat yang menemukan sejumlah produk mencurigakan segera melapor ke BPOM RI, demi menekan penyebaran semakin meluas.