Senin,  29 April 2024

Minta Nahdliyin Netral, Putri Gus Dur Resah Dengan NU

RN/NS
Minta Nahdliyin Netral, Putri Gus Dur Resah Dengan NU
Yenny Wahid.

RN - Putri Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid resah. Dia meminta kepada Nahdlatul Ulama (NU) untuk netral. 

Ucapan Yenny ini saat dia menghadiri rangkaian acara Harlah Nahdlatul Ulama (NU) ke-101 di Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Bantul, Senin (29/1/2024). 

Yenny pun berharap agar NU tetap menjaga netralitas dalam kontestasi Pilpres 2024. "Kita berharap NU bisa menjaga netralitasnya," kata Yenny yang juga Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tersebut.

BERITA TERKAIT :
Berkah Masuk Semifinal Piala Asia, Timnas U-23 Ketiban Saweran Rp23 Miliar
Banjir Jakarta Gak Ada Obatnya, Butuh Gubernur Radikal Atau 1/2 Gila

Yenny menuturkan bahwa NU sebagai organisasi Islam terbesar di dunia harus bisa menjadi kekuatan yang menyatukan bangsa. Terutama jika nantinya ada permasalahan yang terjadi berkaitan dengan Pilpres 2024.

"Untuk itu netralitas NU sangat diperlukan karena NU ini usianya jauh lebih tua dari usia Republik Indonesia, sehingga kehadirannya betul-betul dibutuhkan untuk menjaga suhu di masyarakat agar tetap rukun, tetap damai, tetap aman," ungkap Yenny.

Bahkan, Yenny juga juga meminta agar para kiai-kiai tetap menjaga marwahnya dan kehormatannya yakni dengan menjadi pengayom semua pasangan calon (paslon) yang ikut dalam kontestasi politik.

Diketahui Yenny tercatat sebagai pendukung Ganjar-Mahfud. Sementara Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Mustofa Bisri atau yang biasa dipanggil Gus Mus juga menegaskan bahwa tugas NU yakni untuk memperbaiki kerja dan berupaya memenangkan Indonesia.

Hal ini disampaikan Gus Mus dalam pembukaan Konferensi Besar (Konbes) NU dan Halaqah Nasional Strategi Peradaban NU, dimana kegiatan ini merupakan rangkaian dari Harlah ke-101 NU di Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Bantul, Senin (29/1/2024).

"Urusannya NU itu memperbaiki kinerja memenangkan Indonesia, bukan memenangkan capres," kata Gus Mus.

Kegiatan tersebut juga diisi oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), dan Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar. Keduanya memberikan turut sambutan dalam pembukaan Konbes NU dan Halaqah Nasional Strategi Peradaban NU.

Gus Mus mengaku bahwa ia sempat was-was saat keduanya menyampaikan sambutan. Rasa was-was yang ia maksud yakni terkait dengan Pilpres 2024.

Gus Mus sempat khawatir jika kedua pimpinan NU tersebut menyinggung terkait Pilpres. Pasalnya, beredar isu terkait dukungan oleh warga NU terhadap salah satu pasangan calon (paslon) dalam kontestasi Pilpres 2024.

Namun, kekhawatirannya tersebut tidak terjadi. Hal ini dikarenakan keduanya tidak menyinggung terkait Pilpres 2024.