RN - Kemacetan di Jabodetabek bikin jebol anggaran. Setiap tahunnya kerugian sekitar Rp 100 triliun.
Hal ini membuat resah Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia mengatakan Indonesia mengalami banyak kerugian akibat masalah kemacetan, khususnya yang terjadi di kota-kota besar.
Seperti diberitakan, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono (HBH) hingga kini belum bisa mengurai macet. Bahkan, sejak dipimpin HBH indeks kemacetan ibu kota terus naik.
BERITA TERKAIT :Duit Bansos DKI Rp 802 Miliar, Jangan Sampai Yang Kaya Dapat Bantuan
Jakarta Masih Ibu Kota, IKN Masih Berantakan?
Upaya HBH untuk menutup putaran balik atau U-turn hingga kini belum efektif. HBH juga berjanji dan berkomitmen untuk memperbanyak jalur transportasi umum.
Bahkan hingga kini HBH belum melakukan koordinasi secara intensif dengan daerah penyangga seperti Bekasi, Depok, Tangerang dan Bekasi (Bodetabek).
Indonesia kata Jokowi, mengalami kerugaian hampir Rp 100 triliun setiap tahun. Hal ini disampaikan Jokowi dalam peresmian Terminal Banjar di Kota Banjar dan Terminal Leuwipanjang di Kota Bandung.
"Saya berikan contoh saja di Jakarta, dan Bodetabek setahun kita kehilangan hampir Rp 100 triliun gara-gara macet. Di semua kota kemacetan sudah terasa semua," kata Jokowi di Terminal Leuwipanjang, Sabtu (3/2/2024).
Karenanya Jokowi mengatakan pemerintah terus melakukan pembangunan fasilitas-fasilitas infrastruktur transportasi umum seperti stasiun, bandara, dan terminal bus. Diharapkan dengan adanya pembangunan ini masyarakat mau beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum.
"Saya sangat menghargai pembangunan ini dan semoga kita bisa mendorong masyarakat untuk kembali menggunakan transportasi umum, baik itu bus, baik itu kereta api, baik itu kalau di Jakarta ada MRT, LRT, KRL, kereta cepat dan juga akan sangat sangat mengurangi kemacetan yang ada di jalan yg kita miliki," terangnya.