Jumat,  22 November 2024

Bantuan Pangan Masif Disebut Politisasi, Disetop Dibilang Beras Habis

RN/CR
Bantuan Pangan Masif Disebut Politisasi, Disetop Dibilang Beras Habis
Kepalaa Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi -Net

RN - Saat pemerintah getol menyalurkan bantuan pangan, beras 10 Kg ke masyarakat disebut politisasi. Ketika penyaluran disetop sementara, dibilangnya beras habis. Weleh weleh, kaum kusut emang jagonya dah bikin kusut.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menanggapi isu bantuan pangan beras 10 kg yang ditukar uang tunai Rp400 ribu. Kabar yang beredar karena stok beras untuk bantuan pangan tersebut habis.

"Enggaklah (stok beras bantuan pangan habis). Coba bayangkan, kemarin pas kita masif melakukan bantuan pangan dibilangnya politisasi. Sekarang kami setop karena menghormati proses pemilu dibilangnya berasnya habis. Enggaklah, beras di Bulog ada 1,2 juta ton-1,3 juta ton," jelas Arief.

BERITA TERKAIT :
Walikota Jaksel Ajak Warga Manfaatkan Lahan Kosong Jadi Ladang Duit Usai Panen Bawang
Wahyu Suparyono Dirut Bulog, Semoga Erick Thohir Bukan Pilih Orang Yang 'Kaleng-Kaleng'

Arief menjelaskan ada perbedaan bantuan pangan dan bantuan sosial. Menurutnya, bantuan pangan dalam bentuk beras 10 kg harus diterima masyarakat dalam bentuk non-tunai.

"Namanya bukan bantuan pangan dong (kalau diberikan dalam bentuk tunai). Begini, ada bantuan pangan ya bantuan pangan non-tunai, harusnya non-tunai, jangan tunai dong. Maksud saya, kita luruskan nih, bantuan pangan beras ya sampainya beras, masa dibilang (habis)," bebernya.

Arief menegaskan bantuan pangan disetop pada 8 Februari-14 Februari 2024. Ia menyebut ini dilakukan demi menghormati Pemilu 2024 dan menghindari tudingan politisasi.

Arief mengungkapkan pihaknya sudah menyampaikan langsung kepada Presiden Joko Widodo soal apresiasi masyarakat atas bantuan pangan tersebut.

"Saya sampaikan ke Pak Presiden (Jokowi), kita dapat apresiasi. Tapi impaknya (bantuan pangan disetop sementara) masyarakat, kita harus minta maaf ada saudara kita yang sekarang perlu beras nih, itu sementara tunda dulu sampai 14 Februari. Nanti 15 Februari 2024 kita mulai lagi. Jadi jangan dibilang gitu lah (politisasi bantuan pangan), sedih lah kita kerja benar," tutur Arief.

Diberitakan, pasca bantuan pangan disetop, harga langsung melonjak tinggi.