Sabtu,  27 April 2024

Rebut Kursi Gubernur DKI, Jika Sahroni-Erwin Aksa Dikawinkan Pasti Kuat Lawan Jago PKS Dan PDIP

RN/NS
Rebut Kursi Gubernur DKI, Jika Sahroni-Erwin Aksa Dikawinkan Pasti Kuat Lawan Jago PKS Dan PDIP
Erwin Aksa.

RN - Utak-atik siapa yang layak memimpin DKI Jakarta mulai ramai. NasDem DKI Jakarta masih mewacanakan dukungan terhadap Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni untuk maju dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta.

Tapi Sahroni tentunya harus mencari dukungan parpol lain untuk memenuhi syarat pencalonan. Nah, nama Erwin Aksa dinilai pas untuk dikawinkan dengan Sahroni. 

Koalisi NasDem dan Golkar bisa menjadi kuda hitam untuk melawan dominasi PKS dan PDIP di Jakarta. 

BERITA TERKAIT :
Jawaban Malu-Malu Risma Saat Didorong Jadi Gubernur Jakarta 
Survei Zaki Nyungsep, Golkar DKI Mau Tiru Gaya Anies Kalahkan Ahok 

"Memang wacana hari ini yang paling kuat itu bang Ahmad Sahroni untuk maju di Pilgub DKI Jakarta," kata Ketua Fraksi Nasdem DKI Wibi Andrino kepada wartawan di Jakarta, Kamis (14/3/2024).

Wibi menuturkan dukungan ini masih menjadi usulan internal merangkum masukan dari dewan pimpinan cabang, daerah, hingga DPRD. Nantinya juga melihat dinamika pasca-pleno penetapan dari KPU RI.

Dia berharap dengan adanya komposisi calon legislatif (caleg) maupun calon Gubernur DKI Jakarta ini mampu menempatkan orang-orang terbaik demi daya dobrak elektoral tinggi.

"Sehingga ketika menjadi caleg ini tidak gugup lagi untuk bisa berkontestasi dengan sesama caleg dari partai lain," ujarnya.

Diketahui, Sahroni dan Erwin Aksa adalah caleg DPR RI dari Dapil DKI Jakarta 3. Dapil ini meliputi Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Pulau Seribu.

Suara Waketum Golkar Erwin Aksa tembus 186.897 suara. Sementara Sahroni 163.292 suara. Diketahui, NasDem dan Golkar saat ini masuk lima parpol terkuat di Jakarta.

1. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 1.012.028 suara atau setara 16,68 persen.

2. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) 850.174 suara atau setara 14,01 % .

3. Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) 728.297 suara atau setara 12 % .

4. Partai Nasional Demokrat (Nasdem) 545.235 suara atau setara 8,99 % .

5. Partai Golongan Karya (Golkar) 517.819 suara atau setara 8,53 % .