RADAR NONSTOP - Tudingan pengaturan skor terhadap Persija Jakarta berbuntut panjang. Ada kabar gelar Liga Indonesia untuk skuad Macan Kemayoran bakal dicabut.
Lalu, apa kata suporter? "Jangan sembarangan menuduh. Kalau dicabut bisa repot nih," tegas Thejakmania kepada wartawan, Sabtu (26/1).
Andi dari Jakmania Jakpus meminta kepada semua pihak tidak menuduh dan memfitnah sembarangan. "Ingat manusia ada batas kesabaran," ungkapnya.
BERITA TERKAIT :Timnas Futsal Sabet Juara Piala AFF 2024, Merah Putih Berkibar...
Tutup Kejurkot PBSI JakSel, Bang Munjirin Ingin Atlet Muda Bulu Tangkis Punya Wadah
Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PSSI, Joko Driyono, merasa disandera terkait kabar pencabutan gelar juara Liga 1 2018 yang diperoleh Persija Jakarta.
Joko Driyono ikut buka suara terkait dugaan bahwa terhadap gelar juara Liga 1 2018 yang diraih Persija Jakarta sudah diatur sebelumya.
Riuh kabar pencabutan gelar juara milik Persija tak lepas dari ungkapan salah satu tersangka pengaturan skor sepak bola Indonesia, Vigit Waluyo.
Pria yang pernah menjabat sebagai Manajer Deltras Sidoarjo itu mengungkapkan bahwa gelar juara yang diraih oleh PSS Sleman (Liga 2 2018) dan Persija Jakarta telah diatur.
Hal ini lantas mendapatkan tanggapan negatif dari penggila bola yang ramai menyuarakan pencabutan gelar juara Macan Kemayoran.
Salah satu pihak yang juga bertanggung jawab terhadap rumor ini ialah PSSI federasi sepak bola Indonesia.
Plt Ketua Umum PSSI, Joko Driyono, menilai bahwa pihaknya telah merasa disandera terhadap tudingan-tudingan tersebut.
"Sekali lagi semua tudingan (juara settingan) harus bisa dibuktikan. Tidak terpancing dengan sangkaan-sangkaan yang menyulitkan kami. Tersandera kami dari dugaan-dugaan itu," ucap Joko, Jumat (25/1/2019).
Tak sampai disitu, Joko juga menjelaskan terkait posisinya di Persija Jakarta dalam tiga vtahun terakhir.
"Pada 2016, saya membantu Persija untuk transformasi. Tidak ada serupiah pun saya donasikan dan tidak ada serupiah pn sata ambil dari Persija, kecuali tekad tunggal mentransformasi Persija dari centralize ownership ke collective ownership. Profil Persija yang sehat dengan koorporasi ideal sebagai sebuah klub profesional,"
Sementara Direktur Utama Persija Jakarta, Gede Widiade kesal dengan isu tersebut dan mengatakan bahwa Macan Kemayoran sukses juara berkat usaha keras serta kehendak Tuhan.
Tuduhan negatif yang mengarah ke Persija membuat Gede gerah. Eks CEO Bhayangkara FC itu menganggap tudingan itu sebagai fitnah dan berencana mengambil tindakan pada masa mendatang.
"Persija juara adalah pemberian Tuhan. Namun, gelar ini juga perjuangan kami. Jika gelar Liga 1 ini adalah setting-an Tuhan, 99 persen iya dan satu persennya adalah karena kerja keras kami. Tuhan tidak akan memberi kebahagiaan jika kami tidak berjuang," kata Gede.
"Di luar ada banyak pernyataan negatif soal Persija. Menurut saya itu hal biasa. Namun, manusia ada batasnya. Begitu pula dengan Persija. Jika hanya sekadar dikritik, kami tidak masalah. Namun, kami pasti akan bertindak jika difitnah," ujar Gede.
Gede kemudian mengimbau kepada seluruh elemen Persija untuk menikmati prestasi yang diraih saat ini. Namun, dia juga berpesan agar tidak jemawa agar gelar Liga 1 ini tidak menjadi bumerang bagi Persija.
"Untuk itu, pesan saya kepada seluruh komponen Persija, kita sudah juara. Apa yang kita harapkan sudah tercapai. Namun, jangan sombong, lemah, dan pendendam," tutur Gede