Selasa,  02 July 2024

Ngamuk Ke Sri Mulyani, Bahlil Bandingkan Anggaran Kementerian Dengan Camat Di Jakarta 

RN/NS
Ngamuk Ke Sri Mulyani, Bahlil Bandingkan Anggaran Kementerian Dengan Camat Di Jakarta 
Bahlil Lahadalia dan Sri Mulyani.

RN - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia ngamuk. Dia teriak-teriak di DPR RI karena anggaran kementeriannya untuk 2025 turun drastis.

Bahlil mengatakan target investasi 2025 dipatok sebesar Rp1.850 triliun alias naik dari tahun ini yang hanya Rp1.650 triliun.

Namun, ia kesal anggaran yang didapat Kementerian Investasi/BKPM di 2024 sebesar Rp1,22 triliun malah anjlok setengahnya menjadi Rp681 miliar pada tahun depan.

BERITA TERKAIT :
Kecamatan Cengkareng Juara Judi, Pak Camat Jangan Pansos Terus? 
DKI Jakarta Ladang Cuan Gembong Narkoba, Kepala BNNP Ajak Masyarakat Jakut Untuk Lawan.!

Bahkan, Bahlil membandingkan anggaran di kecamatan Jakarta dengan kementerian.

"Kita ini mau mendorong pertumbuhan ekonomi di Republik Indonesia. Kalau kita lihat basis anggarannya, camat di DKI Jakarta anggarannya lebih besar daripada kementeriannya," tegas Bahlil.

"Ini membuat saya bingung. Saya sejak kecil sudah berdagang, pernah menjadi pengusaha, pernah menjadi ketua umum Hipmi, belum pernah menemukan teori ini. Ini teori baru ini," sindir Bahlil dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta Pusat, Selasa (11/6).

"Saya minta kepada pimpinan (Komisi VI DPR RI), tolong panggil Ibu Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dan Menteri Bappenas (Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa) menjelaskan ini," desaknya.

Ia bahkan 'mengancam' akan merevisi target investasi jumbo di 2025 jika anggaran yang diberikan tak dinaikkan. Bahlil menyebut rencana kerja pemerintah (RKP) dengan anggaran Rp681 miliar tak sesuai dengan target yang dibebankan kepada Kementerian Investasi/BKPM.

Menurutnya, RKP yang dibuat Kementerian Keuangan dan Bappenas jelas-jelas tidak sejalan dengan anggaran yang diberikan. Ia menegaskan apa yang dibuat kedua pejabat itu kepadanya harus diketahui publik.

"Jadi saya menyarankan kepada pimpinan, kita revisi saja RKP-nya, dari (target investasi 2025) Rp1.850 triliun menjadi Rp800 triliun. Itu rasionalisasi yang saya dan tim buat. Saya tidak mau menjadikan staf saya kambing hitam besok nanti," tuturnya.