RN - Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Benyamin Davnie mulai dibenci. Ben begitu biasa Benyamin disapa dikenal hanya jago janji.
"Jago janji dan omon-omon aja itu Ben," keluh Rahmat warga Ciputat saat ditemu wartawan, Selasa (16/7) malam.
Ben dibeberapa acara sering menebar janji. "Dia janji kasih bantuan tapi nyatanya nol, itukan omon-omon," keluhnya.
BERITA TERKAIT :DPRD Tangsel Tancap Gas, Kebut 12 Raperda Di 2025
Modus Baru Hipnotis Di Serpong Tangsel, ATM Ditukar Lalu Dikuras, Duit Belanja Emak-Emak Ludes
Warga Serpong juga kesal dengan Ben. "Pilkada tahun ini saya dan warga sepakat ogah coblos Ben. Kami bosan dijanjikan terus," ungkap Step dengan nada kesal.
Diketahui, Ben akan tetap berpasangan dengan Wakil Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Pilar Saga Ichsan dengan jargon Ben-Pilar.
Ben-Pilar sudah direstui Partai Golkar dan PDIP. Tapi Ben-Pilar tetap memburu tiket dari PKB dan Partai Demokrat.
Seperti diketahui pada Pilkada 2020, pasangan Ben-Pilar dusung oleh Partai Golkar dengan bermodalkan 10 kursi di DPRD Tangsel. Bagi Golkar saat itu, tentu saja sudah cukup untuk mengusung pasangan calon wali kota dan wakil wali kota di Tangsel.
Sementara Direktur Ekskutif Oversight of The Indonesian Democratic Policy, Satyo P Komeng menilai dinasti politik di Banten sepertinya akan menjadi hambatan perubahan bagi masyarakat.
Namun karena muncul-nya beberapa nama kepala daerah di Banten seperti bupati, wali kota dan gubernur kata Komeng, adalah sinyal gelap bagi lahirnya perubahan di negeri para jawara tersebut.
"Parpol saat ini cenderung sangat pragmatis dalam menentukan bakal calon pemimpin daerah. Padahal di sisi lain hal tersebut dapat membahayakan tugas politik parpol sebagai sarana terciptanya kekuatan bangsa dalam bingkai civil society," sindirnya.
Mantan Sekjen Jaringan Aktivis Pro-Demokrasi (ProDem) ini melanjutkan, Banten yang dikenal dengan negeri para jawara saat ini dikuasai segelintir dinasti yang sudah layu dan hidup dari glorifikasi omong kosong.
"Gerakan para kawula dapat mendobrak kebuntuan dan sekrup-sekrup dinasti omong kosong di Banten," tambahnya.