RN - Studi banding menjadi momen para menteri untuk jalan-jalan. Dengan alasan dinas dan lain-lain, biasanya para pejabat ke luar negeri mengajak keluarga.
Alih-alih kerja tapi banyak pejabat hanya belanja dan plesiran. Saat rapat kabinet perdana, Presiden Prabowo Subianto meminta kepada para menteri tidak cari alasan untuk kunjungan ke luar negeri.
Dia mengakui jumlah menteri di Kabinet Merah Putih lebih besar dibanding pemerintahan sebelumnya yang dipimpin Presiden ke-7 RI Joko Widodo.
BERITA TERKAIT :Seminar Dan FGD Bakal Dipangkas, Prabowo Minta Menteri Kurangi Omon-Omon
Kali Cipinang Tempat Pembuangan Tinja Ilegal, Perumda Paljaya Gimana Nih?
Hal ini disampaikan Prabowo dalam rapat kabinet perdana di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2034.
Bagi Prabowo, meskipun kabinet nampak besar hal ini tidak masalah. Asalkan para menteri bekerja dengan optimal.
Untuk itu, Kepala Negara pun mewanti-wanti para pembantunya untuk meninjau kembali alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Saya minta Menteri Keuangan, saya minta semua Menko, saya minta semua menteri, telusuri lagi alokasi APBN. Pelajari lagi DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran)," paparnya.
Mantan Menteri Pertahanan itu menekankan agar pengeluaran untuk kegiatan seremonial, seminar, konferensi, serta perjalanan luar negeri yang berlebihan, dikurangi.
“Kita harus memberi contoh! Fokus kita adalah pembangunan ekonomi kesejahteraan. Jangan mengada-ada studi banding belajar Pramuka ke negara lain," tegas Kepala Negara.
Arahan tersebut menunjukkan komitmen Prabowo dalam menciptakan pemerintahan yang lebih efisien dan fokus pada hal-hal yang berdampak langsung pada kesejahteraan rakyat.