RN - Pilkada 2024 serentak bisa ternoda. Sebab, ada indikasi saat minggu tenang ada intimidasi hingga money politics atau politik uang.
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), M. Herindra mengingatkan ancaman pada saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024.
Jenderal Kopassus ini menyampaikan beberapa fase gangguan keamanan pada saat Pilkada serentak. Pertama, pada saat pelaksanaan kampanye.
BERITA TERKAIT :Kabinet Kompak, Prabowo: Alhamdulillah Satu Bulan Ibarat Tim Sepak Bola
Animo Warga Berkurang, LMK RW 13 Penjaringan Nilai Pligub 2024 di Jakarta Alami Kemerosotan
“Ini juga banyak gangguan-gangguan, dan ancaman yang berpotensi mengganggu terhadap pelaksanaan pilkada,” kata Herindra dalam Rakornas Pemerintah Pusat dan Daerah di Sentul, Bogor, Jawa Barat, dikutip Jumat (8/11/2024).
Selanjutnya, kata Herindra, fase gangguan keamanan akan terjadi saat minggu tenang. Meskipun minggu tenang, namun justru ada potensi kerawanan sehingga akan banyak mobilisasi intelijen yang diturunkan.
“Yang adalah saat minggu tenang. Di mana di situ banyak terjadi adanya, mungkin namanya minggu tenang, tapi kadang justru di minggu tenang itu tidak tenang. Justru banyak mobilisasi yang di situlah peran intelijen. Ada intimidasi, misinformasi, maupun money politics,” katanya.
Herindra pun melanjutkan fase yang krusial selanjutnya adalah pada saat penetapan calon. Dia mengatakan fase ini sangat berpotensi terhadap sengketa hasil Pilkada dan menimbulkan sengketa calon peserta Pilkada.
“Dari beberapa fase tersebut, BIN memetakan adanya beberapa ancaman, tantangan, hambatan maupun gangguan. Di antaranya dari faktor eksternal, yaitu masalah radikalisme masih menjadi ancaman kita semua. Tentunya, kita jangan mengabaikan adanya tangan-tangan invisible yang mengganggu terhadap pelaksanaan Pilkada,” ujarnya.