Laris Manis Usai Tak Jadi Menlu, Retno Ditawar Perusahaan Energi Singapura
RN - Retno Marsudi laris manis. Pasca tak menjadi Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno kini ditunjuk menjadi direktur non-eksekutif independen dalam dewan perusahaan energi baru terbarukan (EBT) asal Singapura, Gurin Energy Pte Ltd.
Sebagai direktur non-eksekutif, Retno bertugas memberikan panduan strategis kepada tim manajemen perusahaan tersebut. Ia juga akan berkontribusi pada ketahanan dan efektivitas tata kelola perusahaan.
"Kami merasa terhormat menyambut Retno Marsudi ke dalam Dewan Direksi Gurin Energy. Pengalaman beliau yang luas, pandangan strategis yang tajam dan pengetahuan regional yang mendalam akan memungkinkan kami untuk bergerak lebih kuat dan lebih jauh dalam misi kami untuk mempercepat transisi energi di Asia," ucap Direktur Utama Gurin Energy Vimal Vallabh melalui keterangan tertulis, Jumat (22/11).
BERITA TERKAIT :Menlu Retno Lepas Bantuan Kemanusiaan BAZNAS untuk Sudan dan Palestina
Gurin Energy Pte Ltd berspesialisasi dalam pengembangan energi terbarukan, dengan fokus pada pendirian, kepemilikan dan pengelolaan proyek-proyek energi angin dan surya di seluruh Asia.
Selain itu, perusahaan yang berkantor pusat di Singapura ini juga menawarkan solusi penyimpanan untuk melengkapi inisiatif energinya.
Gurin Energy dimiliki oleh para pengurusnya saat ini dan Infratil Ltd, sebuah perusahaan investasi infrastruktur yang terdaftar di bursa saham dengan platform energi terbarukan di Amerika Serikat, Eropa, dan Australia. Infratil Ltd dikelola oleh Morrison, sebuah perusahaan investasi infrastruktur global.
Perusahaan EBT ini telah mengungkapkan rencana untuk membangun dan mengelola baterai 500 megawatt (MW)/2 gigawatt hour (GWh) di Jepang.
Sistem penyimpanan energi baterai (BESS) ini akan menjadi yang terbesar di Jepang, menawarkan kapasitas pengisian daya selama empat dengan perkiraan investasi proyek sebesar 91 miliar yen Jepang atau setara Rp9,36 triliun (asumsi kurs Rp102 per yen Jepang). Konstruksi proyek diperkirakan bakal memakan waktu enam tahun yang dimulai pada 2026.
Melansir situs resmi perusahaan, Gurin Energy memiliki sejumlah proyek di berbagai negara termasuk Jindo Green Solar di Korea Selatan, PLTS Palauig di Filipina, hingga Vanda Solar & Battery Project.
Selain itu ada juga proyek sistem penyimpanan BESS di Jepang, proyek tenaga surya capas di Tarlac, Filipina, dan PLTS Stella Power 1 & 2 di Thailand.