RN - Jumlah golput di Pilkada DKI Jakarta bengkak. Diperkirakan jumlah golput bisa mencapai sekitar 40 persen lebih.
Lembaga survei Charta Politika mencatat penurunan partisipasi pemilih di Pilkada Jakarta 2024. Charta Politika menyebut partisipasi pemilih Pilkada 2024 hanya 58%, sementara Pilkada DKI 2017 berada di atas 70%.
"Ini catatan buruk buat KPU DKI. Strategi sosialisasi tidak menyentuh masyarakat lapisan bawah," sindir pengamat politik Adib Miftahul kepada wartawan, Jumat (29/11).
BERITA TERKAIT :Pramono Menang Telak, Ridwan Kamil Masih Ngarep 2 Putaran
Adib meminta kepada KPU DKI Jakarta tidak ngeles soal buruknya partisipasi dalam pilkada. "Harus diakui kalau sosialisasi buruk dan tidak ada konsep yang jelas," bebernya.
Dia menuding divisi sosialisasi KPU DKI Jakarta bukan hanya lemah dalam strategi tapi ada kesan tebang pilih. "Harusnya sosialisasi tidak tebang pilih, semua harus dijamah dan disentuh agar partisipasi bagus. Jadi bukan hanya sekedar evaluasi," bebernya.
Adib meminta kepada KPU DKI Jakarta mempertanggung jawabkan kenapa jumlah golput naik di Pilkada 2024. "Anggaran besar tapi partisipasi rendah. Kalau golput naik karena anggaran kecil itu wajar, inikan anggaran besar," ucapnya.
Berdasarkan hasil quick count Litbang Kompas, Jakarta mencatat angka golput tertinggi di Pulau Jawa dengan 42,07 persen. Suara tidak sah mencapai 4,6 persen, sementara suara sah hanya 53,33 persen.
Provinsi dengan angka golput tertinggi berikutnya adalah Jawa Barat (33,66 persen), Jawa Timur (30,15 persen), dan Jawa Tengah (26,44 persen). Quick count dilakukan menggunakan metode random sampling pada 400 TPS di setiap provinsi, dengan margin of error sebesar 1 persen.
"Jadi memang dari pantauan kami sementara, meskipun kami belum mendapatkan hasilnya secara detail, mengenai berapa jumlah pemilih yang kemarin menyalurkan hak suaranya di TPS. Namun, pantauannya sementara partisipasinya di bawah partisipasi pada saat Pilpres Pileg kemarin," kata Anggota KPU DKI Astri Megatari di Kantor KPU DKI Jakarta, Kamis (28/11/2024).
Astri mengatakan pihaknya akan mengevaluasi penurunan partisipasi pemilih. Namun, Astri mengatakan pihaknya telah berupaya melakukan sosialisasi kepada pemilih.
Tak hanya lebih rendah ketimbang Pilpres 2024, partisipasi pemilih di Pilgub Jakarta 2024 juga lebih rendah ketimbang Pemilu Legislatif kemarin. Pilgub Jakarta 2024 lebih rendah ketimbang Pilgub Jakarta 2017 dengan partisipasi pemilih mencapai 78 persen.
"Tingkat partisipasi kami misalnya di 2007 ya, awal 2007 itu sekitar 65 persen, di 2012 juga 65 persenan, di 2017 memang agak tinggi ya, kalau saya tidak salah 78 persen. Jadi kami sedang merekap juga, tentu saja kami akan melakukan evaluasi, kalau memang ada penurunan tingkat partisipasi," kata Ketua KPU DKI Wahyu Dinata.