RN - Kebijakan memang tidak bisa menyenangkan semua orang. Larangan study tour yang dikeluarkan gubernur Jawa Barat (Jabar) terpilih Dedi Mulyadi menuai pro dan kontra.
"Kita setuju karena piknik atau study tour memberatkan emak-emak," terang Fitri, emak-emak asal Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (18/2).
Begitu juga kata emak-emak dari Depok. "Study tour bikin berat ortu doang, gak ada manfaat," beber Indun warga Pancoran Mas, Depok.
BERITA TERKAIT :Dedi Mulyadi Pecat Kepsek SMA 6 Depok, Tumbal Pertama Kebbijakan Study Tour
Sementara Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY mempertanyakan kebijakan larangan study tour yang dikeluarkan gubernur Jawa Barat (Jabar) terpilih Dedi Mulyadi. Kebijakan ini justru dinilai dapat berdampak pada pendapatan asli daerah (PAD) wilayah itu sendiri.
Ketua DPD PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono mengatakan, pihaknya dan travel agent merasa resah dengan kebijakan ini. Sebab, kebijakan itu bisa berdampak ke DIY sebagai salah satu wilayah yang menjadi tujuan bagi banyak sekolah untuk melakukan study tour.
Tidak hanya DIY yang terdampak, namun Jawa Barat juga bisa berdampak lebih besar terhadap kebijakan yang dianggap aneh tersebut. Justru, katanya, dengan larangan study tour ini akan berdampak pada pendapatan di Jawa Barat itu sendiri.
“Jawa Barat juga menjadi daerah tujuan study tour (dari) daerah lain juga loh,” kata Deddy kepada Republika, Senin (17/2/2025) malam.
“DIY memang ada Jabar yang study tour, tapi masih ada beberapa daerah lain yang lebih banyak ke DIY,” ungkap Deddy menambahkan.
Menurut Deddy, dengan adanya efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah pusat melalui Inpres Nomor 1 Tahun 2025, hal tersebut sudah mengurangi pemasukan daerah. Dengan adanya kebijakan itu, dinilai akan memperparah dan mengakibatkan kondisi ekonomi daerah semakin terdampak.
“Apakah mau mereka juga akan kehilangan PAD-nya (pendapatan asli daerah) selain juga kena Inpres Nomor 1/2025? (Bagaimana) bila daerah lain juga mengeluarkan kebijakan (larangan study tour) seperti itu untuk ke Jabar. Kebijakan nyeleneh ini harusnya pelaku pariwisata Jabar yang teriak-teriak,” ujar dia.
Seperti diberitakan, Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi merespons pro dan kontra khususnya dari PHRI terkait kebijakannya yang melarang kegiatan study tour di sekolah. Ia mengaku heran mengapa PHRI yang keberatan dengan kebijakan tersebut.
"Ada pro dan kontra terhadap apa yang saya sampaikan termasuk larangan study tour bagi siswa-siswa di sekolah di provinsi Jawa Barat. Salah satu yang keberatan adalah dari kawan kawan PHRI, pertanyaan saya kenapa jadi keberatan ya. Kan yang saya larang study tour," ujar Dedi sambil tertawa seperti dikutip dari laman Instagramnya, Senin (17/2/2025).
Dengan adanya keberatan dari PHRI, ia menilai hal itu menegaskan bahwa selama ini kegiatan study tour merupakan piknik. Dedi meminta agar kegiatan piknik tidak membawa embel-embel study tour.
"Berarti selama ini teman-teman sekolah menetapkan kegiatan study tour sesungguhnya bukan study tour sesungguhnya ya piknik. Kalau piknik, piknik saja nggak usah pakai bahasa yang akademik tetapi di dalamnya mengajarkan kebodohan dan kebohongan," kata dia.