RN - Pelatih Paris Saint-Germain (PSG), Luis Enrique sudah menyiapkan tim untuk mencetak sejarah dengan memenangi Liga Champions.
Harapan itu akhirnya kesampaian setelah PSG menghancurkan Inter Milan 5-0 pada final Liga Champions di Stadion Allianz Arena, Munich, Minggu, 1 Juni 2025 dini hari WIB.
Enrique membeberkan misi PSG saat memulai kompetisi. Saat itu, Enrique menjadi harapan PSG untuk mencetak sejarah dengan menjadi juara Liga Champions untuk kali pertama.
BERITA TERKAIT :Simone Inzaghi Dianugerahi Tapir Emas
Pawai Kemenangan PSG Bawa Musibah
PSG sudah sangat mendominasi Ligue 1 Prancis. Namun Les Parisiens belum pernah sekalipun memenangi trofi kuping lebar. PSG memang pernah menggapai final pada 2020. Namun upaya mereka yang masih diperkuat Neymar dan ditangani Thomas Tuchel gagal. Di laga puncak, PSG harus mengakui keunggulan Bayern Munchen.
Misi juara Eropa jelas tidak mudah karena PSG baru saja ditinggalkan pemain bintang Kylian Mbappe yang pindah ke Real Madrid. Namun Enrique menilai filosofi PSG yang bertumpu ada satu atau dua pemain bintang justru dinilai tidak akan pernah membawa tim menjadi juara di level Eropa.
Meski tidak ada Mbappe, dirinya justru memiliki keyakinan PSG mampu memenuhi ambisi. "Saya memang harus membeberkan bahwa keinginan mencetak sejarah sudah menjadi target saat memulai kompetisi," kata Enrique.
"Saya sudah merasakan bagaimana kedekatan hubungan pemain dengan fans. Hubungan itu sangat kuat di sepanjang musim kompetisi. Namun kami juga harus bisa mengatasi tekanan dan suka cita dengan cara yang tepat," ujar dia lagi.
PSG mendapat tekanan karena tak pernah berhasil menjadi juara di Liga Champions. Tekanan itu kian berat setelah PSG meraih gelar ganda, juara Ligue 1 Perancis dan Piala Perancis atau Coupe de France. PSG pun dituntut melengkapi sukses dengan memenangi Liga Champions sekaligus meraih treble.
"Saya hanya berusaha bagaimana mengatasi tekanan terhadap klub yang belum pernah memenangi kompetisi Eropa (Liga Champions)," kata eks pelatih Barcelona ini.
Enrique harus berikir keras menghadapi lawan yang sudah berpengalaman. Dia mengakui Inter merupakan tim terbaik dengan pelatih Simone Inzaghi yang sarat pengalaman.
Para pemain Inter pun sangat termotivasi karena banyak di antara mereka yang merasakan kekecewaan setelah gagal di final Liga Champions 2023.
"Inter tim hebart. Tetapi kami sangat bagus saat menekan lawan. Setiap pemain di tim ini menunjukkan perkembangan yang sangat bagus. Begitu pula tim ini," katanya.
Tekanan juara ternyata mampu diatasi pemain PSG. Mereka justru menikmati pertandingan final saat ingin mencetak sejarah. PSG bermain sangat impresif sejak menit pertama pertandingan. Sebaliknya, Inter tak menunjukkan penampilan terbaik.
Terbukti, PSG sudah bisa membobol gawang Inter lewat gol cukup cepat dari bek Achraf Hakimi. Gol yang tercipta di menit 12 itu menjadikan PSG unggul 1-0. Mereka juga kian termotivasi untuk menambah gol.
Pemain sayap Desire Doue yang sebelumnya membuat assist bagi Hakimi kemudian berhasil memantapkan keunggulan PSG. Gol yang tercipta hanya berselang delapan menit ini membuat PG unggul 2-0. Skor itu bertahan hingga turun minum.
Di babak kedua, PSG tetap sepenuhnya menguasai permainan. Terutama setelah Doue mencetak brace di menit 63. Gol dari pemain berusia 19 ini langsung mematikan daya Inter.
PSG kian tak terbendung setelah gelandang Khvicha Kvaratskhelia memantapkan keunggulan menjadi 4-0 di menit 73. Selanjutnya Senny Maluyu menutup pesta kemenangan 5-0 PSG.
"Kami akhirnya mencetak sejarah. Kami menuliskan nama kami dalam sejarah klub ini. Setelah sekian lama, klub ini memang pantas memenangi (Liga Champions). Kami tentu merasa senang. Kami juga menciptakan keluarga besar di tim ini," ucap Hakimi yang menjadi pemain Maroko pertama yang mencetak gol di final Liga Champions.
Sementara Doue mengaku tak bisa berkata-kata saking bahagia, Di usia masih muda, dirinya menjawab kepercayaan Enrique denga mencetak dua gol dan terpilih sebagai Pemain Terbaik. "Saya tak punya kata-kata. Ini sungguh luar biasa bagi saya. Saya tak bisa berkata-kata. Maaf," ujarnya.