RN - Jakarta memang dikenal sebagai provinsi paling banyak duit alias tajir. Berdiri sebagai kota jasa, penghasilan Jakarta diraup dari pajak kendaraan bermotor, hiburan, hotel dan makanan serta jasa lainnya.
Dengan APBD tahun 2026 Rp 95 triliun kini dipangkas menjadi Rp 79 triliun, Jakarta kerap membagikan duit ke daerah penyangga. Sebut saja, Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi).
Duit-duit itu dibagikan setiap tahun untuk penanggulangan banjir dan pembangunan infrastruktur. Nah, yang terasa buat warga setiap hari adalah soal rute busway yang dibuka oleh Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung yakni rute kota penyangga Jakarta.
BERITA TERKAIT :Tarif Busway Bisa Naik Jadi Rp 7.500?-(Bersambung-1)
Sama seperti warga Jakarta, para penumpang dari penyangga itu juga mendapatkan subsidi tarif dari Pemprov DKI Jakarta. Karena setiap penumpang hanya membayar Rp 3.500.
Sebut saja, Alam Sutera-Blok M dan Blok M-PIK 2, Lebak Bulus-Sawangan Depok dan Bogor-Blok M. Alam Sutera-Blok M dibuka April 2025.
Rute perjalanan Transjabodetabek koridor S61 ini melayani di 26 titik atau halte dari Flavor Bliss, Alam Sutera, hingga Blok M, Jakarta Selatan dan beroperasi setiap hari dengan jam keberangkatan awal pukul 05.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB.
Selanjutnya, Pemprov Jakarta membuka TransJabodetabek D41 Lebak Bulus-Sawangan Depok. Peresmian rute baru dilakukan di Halte TransJakarta Lebak Bulus.
TransJabodetabek Lebak Bulus-Sawangan ini akan melintasi ruas tol Depok-Antasari (Desari). Sementara itu, waktu tempuhnya untuk pulang pergi saat jam sibuk diperkirakan 150 menit.
Kini APBD 2026 Jakarta anjlok, tarif busway direncanakan naik. Kisaran tarif dari Rp 5.000 hingga Rp 7.500 atau lebih.
