RN – Dunia BUMN tampaknya bakal memasuki era baru yang lebih “realistis”, atau setidaknya begitu kata Chief Executive Officer (CEO) Danantara Indonesia, Rosan Roeslani. Dalam forum bisnis HIPMI–Danantara 2025, Rosan dengan nada tegas, bahwa era ‘laporan keuangan pakai bedak dan filter’ wajib dihentikan.
“Di bawah kepemimpinan saya tidak ada lagi di BUMN yang melakukan hal-hal mempercantik buku (laporan) keuangan atau kelihatan profitnya besar, tapi begitu bagi dividen harus pinjam uang dulu,’’ ujarnya disambut tawa kecil dari hadirin.
Rosan menyindir kebiasaan lama sejumlah BUMN yang gemar ‘mempercantik buku’ alias membuat laporan keuangan tampil glowing padahal isi dompet perusahaan sudah megap-megap.
BERITA TERKAIT :APBN Selamat, Danantara Jadi Pahlawan Utang Kereta Whoosh
"Mempercantik buku, istilahnya laporan keuangannya 'dibedakin' supaya lebih cantik, malah kadang-kadang berani melakukan fraud,’’ ucapnya.
Namun, bedak keuangan itu kini siap dihapus. Rosan menegaskan bahwa mulai tahun depan, akan ada operasi besar-besaran membersihkan laporan “glow up palsu” BUMN.
“Kami akan koreksi laporan-laporan yang gak sesuai, termasuk yang besar-besar,” tegasnya, seolah memberi sinyal bahwa siap-siap saja, yang suka main filter di neraca akan ketahuan.
Danantara bahkan sudah meluncurkan Surat Edaran Nomor S-063/DI-BP/VII/2025, semacam “aturan skincare” baru untuk laporan keuangan. Di dalamnya, ditegaskan bahwa bonus, tantiem, dan insentif tidak lagi bisa didapat dari wajah laporan yang sudah di-makeup.
Sekarang, semua bentuk penghargaan untuk direksi dan komisaris BUMN harus berdasarkan laporan keuangan asli tanpa efek shimmer akuntansi.
Tidak boleh lagi ada “pendapatan dipajang duluan” atau “beban disembunyikan di bawah karpet” demi terlihat kaya di atas kertas.
