Lisa Mariana: Dari Tersangka Jadi Cuan

RN - Di dunia selebgram, rupanya status tersangka tak selalu berarti musibah, bisa juga jadi momentum promosi. Setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus pencemaran nama baik terhadap Ridwan Kamil, Lisa Mariana bukannya tenggelam dalam malu, malah kebanjiran endorse dan membuka bisnis ayam potong. Dari panggilan Bareskrim ke panggilan brand, Lisa membuktikan bahwa di era digital, masalah hukum pun bisa dikonversi jadi peluang cuan.

“Alhamdulillah, rezeki enggak ke mana,” katanya dengan percaya diri, seolah surat panggilan Bareskrim hanyalah bentuk lain dari surat kerja sama brand skincare.

Lisa ditetapkan sebagai tersangka pada Jumat (24/10/2025), namun penyidik Polri memilih tidak menahannya. Dan sejak saat itu, karier digitalnya justru naik level. Di Instagram, perempuan yang dikenal dengan gaya bicara blak-blakan ini mengunggah video baru, bukan klarifikasi hukum, tapi tur rumah yang lebih mirip iklan terselubung. Dalam klip berdurasi satu menit itu, Lisa berjalan santai dengan iPhone 17 Pro Max di tangan, lalu membuka pintu ke ruangan yang penuh uang tunai dalam plastik bening.

BERITA TERKAIT :
Lisa Mariana Tersangka, KPK Janji Tetap Usut Korupsi Bank BJB 

---

“Lah, emang lu enggak tahu bisnis gue yang baru? Nih liat, karyawan gue lagi setor!,” ujarnya sambil tersenyum ke kamera, senyum yang entah ditujukan untuk netizen, polisi, atau calon investor ayam potong.

Lewat video itu, Lisa memperkenalkan usaha terbarunya, bisnis ayam potong. Ia bahkan memperlihatkan mobil boks berisi ratusan ayam di halaman rumahnya, lengkap dengan caption yang tak kalah nyentrik, “Ayam potongnya kakaaa…”

Dalam waktu kurang dari 24 jam, unggahan tersebut diserbu ribuan komentar, sebagian mencibir, sebagian lagi memesan ayam.

Lisa Mariana sepertinya paham betul rumus digital masa kini, jika reputasi sudah terlanjur gosong, tambahkan bumbu kontroversi dan jual sebagai menu baru. Status tersangka pun berubah fungsi dari ancaman jadi branding tool.

Ridwan Kamil mungkin melaporkan demi nama baik. Tapi di dunia media sosial, nama buruk justru bisa jadi bahan bakar.