RADAR NONSTOP - Ratusan massa yang tergabung dalam Forum Umat Islam (FUI) kumandangkan adzan dan sholawat di depan kantor KPU, Jumat (1/3/2019).
Kumandang adzan dan sholawat ini sebagai perlawanan terhadap Pemilu curang. Selain itu, FUI juga membentangkan sejumlah spanduk dan poster.
BERITA TERKAIT :Mendekati Pencoblosan, DPRD Kota Bekasi Ingatkan KPU dan Bawaslu Bekerja Profesional
Kasak-Kusuk Mr A Dongkel Kursi Wali Kota Jakpus
Bernuansa putih-putih massa berdiri rapi dengan menyebut shalawat dan teriakkan 'Allahu Akbar'. Beberapa massa tampak mengacungkan jari jempol dan telunjuk tanda Salam Dua Jari dihadapan awak media.
Sang orator yakni Sekjen Forum Umat Islam (FUI) Muhammad AI Khaththath mengajak massa FUI untuk membacakan pernyataan sikap 'Apel Siaga Umat untuk Pemilu Bersih, Juiur, Adil, tanpa Kecurangan'.
"Kami menolak segala bentuk kecurangan dalam pelaksanaan pemilu karena bagi kami pelaksanaan pemilu yang tidak bersih, tidak jujur, tidak adil, dan penuh kecurangan hukumnya haram sebagaimana haramnya bagi umat Islam memilih pemimpin yang tidak beriman, tidak bertaqwa, tidak jujur," ujarnya di depan kantor KPU, Menteng, Jakarta, Jumat (1/3/2019) dengan nada keras.
Secara terpisah, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman mengingatkan para demonstran yang ada di depan Gedung KPU agar tidak melanggar aturan dalam melaksanakan aksinya. "Yang jelas, jangan melakukan hal yang melanggar peraturan perundang-undangan," katanya.
Arief mengatakan, mengantisipasi pemilu tanpa kecurangan tentu melibatkan banyak pihak. Bukan hanya penyelenggara pemilu, tapi juga antisipasi dari peserta pemilu terhadap pendukung-pendukungnya, juga pantauan pihak keamanan.
"Setiap anda menggunakan hak pilih, itulah saatnya anda melakukan hal baik untuk bangsa ini. Kalau ada yang tidak baik jangan dipilih," ujarnya.
Arief sepakat bahwa pemilu damai harus berlangsung dengan damai, jujur, adil dan tanpa kecurangan. "Sejak kami dilantik, kami memang dilarang curang. Tentu saja kami setuju dengan tuntutan itu," pungkasnya.