Nasib Tak Juga Jelas
Demo dan Audiensi Sudah, Honorer K2: Jangan Pilih Orang Dungu
RADAR NONSTOP - Tampaknya kekesalan dan putus asa sudah mulai menghinggapi para honorer K2. Pasalnya, berbagai macam ihtiar untuk jadi PNS, mulai dari audiensi hingga demo tak juga bisa membuka mata hati Jokowi merealisasikan janji kampanyenya di Pilpres 2014 silam.
Oleh karena itu, Ketua Umum Pro Prabowo-Sandi (Propas) K2 Indonesia Bhimma menyerukan kepada honorer K2 agar tidak lagi menjadi korban janji-janji palsu pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Menurutnya, pergerakan dan ikhtiar honorer K2 di Indonesia sudah melampaui batas kewajaran.
BERITA TERKAIT :Jokowi Dan SBY Gak Hadir Ke Lapangan Banteng, Tanda Apakah Buat RIDO?
Megawati Muncul Usai Jokowi Turun Di Jateng & Jakarta, Tuding Aparat Gak Netral
Para honorer K2 itu sudah melakukan berbagai cara. Mulai audiensi hingga demonstrasi. Namun, semuanya berakhir sia-sia.
"Hanya orang dungu yang menelantarkan rakyatnya sendiri (K2 Indonesia),” kata Bhimma, Kamis (14/3/2019).
Bhimma berkaca pada perjuangan para honorer K2 yang rela tidur di depan Istana Negara pada 30-31 Oktober 2018.
“Sudah cukup K2 Indonesia dizalimi sampai akhir 2018," ujar Bhimma.
Guru honorer yang juga merangkap operator sekolah itu menambahkan, 2019 adalah tahun politik.
Karena itu, dia mengajak seluruh honorer K2 menggunakan hak politik untuk memilih calon presiden yang mencintai rakyat. “Tetap rapatkan barisan K2 Indonesia demi memenangkan Prabowo-Sandi," kata Bhimma.
Bhimma juga menilai iuran para honorer K2 untuk silaturahmi nasional (silatnas) dengan Presiden Joko Widodo menghasilkan nominal yang besar.
Awalnya besaran iuran Rp 300 ribu hingga Rp 700 ribu per orang. Belakangan diturunkan menjadi Rp 100 ribu per orang.
"Bisa dibayangkan kalau Rp 100 ribu dikali sepuluh ribu orang, sudah Rp 1 miliar. Uang Rp 100 ribu buat K2 Indonesia sangat berharga untuk menafkahi anak dan keluarga beberapa hari," pungkasnya.