RADAR NONSTOP – Kondisi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) saat ini benar-benar memprihatinkan. Sudah tak punya ketua umum, juga tak punya uang.
Sejak Joko Driyono menjadi tersangka kasus perusakan barang bukti dugaan pengaturan skor, dan kini ditahan Satgas Anti Mafia Bola pada 25 Maret, kepemimpinan di PSSI jadi tidak jelas.
Anggota Komite Eksekutif PSSI, Gusti Randa, sempat mengklaim sebagai plt ketua umum setelah mendapatkan surat tugas dari Jokdri, namun kemudian meralatnya sehari kemudian.
BERITA TERKAIT :Ole Romeny Bela Skuad Garuda Maret 2025
Ole Romeny Lagi Dirayu Untuk Libas Jepang
Sebagian anggota Exco memastikan jika PSSI dipimpin oleh wakil lainnya, Iwan Budianto, namun Exco lain membantah dengan bahkan menyebut rapat untuk menunjuk IB sebagai plt ketua umum tidak pernah terjadi.
"Teman-teman Exco ini melihat bahwa statuta yang harus mengatur. Bahwa ketika ketum berhalangan sementara maka waketum yang harus (ambil alih) jabatan tersebut," kata Dirk Soplanit, anggota Exco PSSI.
Krisis lain juga sedang dialami PSSI. Kini, muncul pernyataan AFF jika PSSI kesulitan uang hingga mundur dari Piala AFF U-15 putri. Itu menambah panjang sinyal kas PSSI kosong.
Sebelumnya, Persik Kediri menagih hadiah sebagai juara Liga 3 2018. Mereka menuntut hak sebesar Rp 300 juta, juga uang untuk topskor dan pemain terbaik, masing-masing sebesar Rp 15 juta.
Begitu pula hadiah untuk runner-up Liga 3 2018, PSCS Cilacap. Tim berjuluk Laskar Nusakambangan itu dijanjikan hadiah senilai Rp 150 juta.
Selain itu, PSSI juga disebut memiliki utang kepada promotor NineSport senilai Rp 2,1 miliar pada 2014 dan belum lunas. Uang tersebut digunakan untuk membiayai program Timnas Indonesia U-19, saat persiapan menuju Piala AFF U-19 2014.
Salah satu sumber pendapatan PSSI, Liga 1, juga kesulitan mendapatkan sponsor untuk menggulirkan kompetisi musim depan.
Komisaris PT Liga Indonesia Baru (LIB), Gusti Randa, yang mengungkapkannya. "Ini kan tahun politik, jadi mungkin duit terserap ke bidang politik," ujar Gusti.