RADAR NONSTOP - Politisi Golkar yang saat ini menjadi Jubir (juru bicara) Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Amin, Ace Hasan Syadzily belakangan ini tampak aneh. Seperti orang alergi melihat sholat Subuh dan mendengar tausiah
Padahal, Ace Hasan Syadzily merupakan alumni IAIN Syarif Hidayatullah (saat ini UIN) Ciputat. “Terlihat jelas kubu 02 ingin menonjolkan penggunaan politik identitas dengan memobilisasi sentimen pendukung. Kerangka aksinya jelas ingin mengulang sentimen gerakan 212, mulai dari salat subuh berjamaah, orasi politik yang dibungkus tausiah sampai dengan seruan membaca fatwa MUI," nada nyinyir Ace melalui keterangan tertulis, Senin (8/4/2019).
BERITA TERKAIT :Golkar Sudah Disahkan Kemkum, Gugatan Ke Bahlil Tetap Jalan
Idrus Marham Bersinar Lagi, Diangkat Jadi Waketum Golkar Bareng Bamsoet
Selanjutnya Ace juga menilai, tausiah para ulama di kampanye akbar Prabowo - Sandi di GNBK penuh bahasa permusuhan kepada calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo.
"Tidak ada tawaran ide, program, gagasan yang disampaikan. Ini artinya memang kubu 02 sudah miskin gagasan dan berkendak hanya mengandalkan politik identitas, sholat Subuh berjamaah dan tausiah,” kata Ace menutup mata bahwa saat itu memang waktunya sholat subuh.
Diketahui, pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menggelar kampanye akbar di Gelora Bung Karno, Minggu (7/4/2019). Sekitar pukul 04.30 WIB, para pendukung menggelar salat subuh berjamaah yang dipimpin oleh Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI), Sobri Lubis.
Seusai salat subuh, acara dilanjutkan dengan munajat atau doa bersama. Setelah itu, sejumlah tokoh ulama memberikan tausiah dan doa bersama sebelum kampanye dimulai.