RADAR NONSTOP – PT Liga Indonesia Baru (LIB) merasakan dampak dari tudingan korupsi yang menimpa PSSI. PT LIB kesulitan mendapatkan sponsor untuk menggelar Liga 1 2019.
Kickoff Liga 1 dilaksanakan 15 Mei, mundur sepekan dari rencana semula. PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) menyebut kesulitan mendapatkan perizinan dari kepolisian. Selain itu, PSSI mengakomodasi permintaan sponsor.
Namun, PT LIB belum dapat membeberkan sponsor yang dimaksud. Mereka membutuhkan waktu sepekan lagi untuk merilisnya.
BERITA TERKAIT :Ole Romeny Bela Skuad Garuda Maret 2025
Ole Romeny Lagi Dirayu Untuk Libas Jepang
Penulis buku Millenials Kill Everything, yang juga pemerhati komunikasi marketing, Yuswohadi, menilai Liga 1 2019 seharusnya mudah mendapatkan sponsor karena memiliki massa besar.
Tapi, perusakan citra oleh pengurusnya sendiri membuat sponsor enggan mendekat. Jika pun mau mendanai, uang yang digelontorkan tidak akan berjumlah banyak.
"Karena, ini masalah branding. Jadi penyelenggaraan liga itu brand. Ketika brand-nya bagus maka harganya akan tinggi. Tapi, ketika brand-nya jelek maka harganya bakal rendah," kata Yuswohadi.
"Kuncinya, pembentuk brand-nya adalah bagaimana si penyelenggara ini mendatangkan massa, itu pasti si brand sudah punya ukuran-ukuran. Gampangannya, kalau rendah trafiknya, otomatis sponsor harganya tak mau tinggi-tinggi (harganya). Jadi, ini mekanisme pasar saja," sambungnya.