RADAR NONSTOP - Nasib PAN berbeda dengan PKS. Di Depok, kader PKS yang menjadi walikota mampu mendongkrak suara.
Tapi PAN di Bogor malah amsiong. Padahal Bima Arya sudah dua periode menjabat sebagai Walikota Bogor.
Dari hasil rekapitulasi KPU Bogor, PAN berada diurutan keenam. Partai yang didirikan Amien Rais ini jauh dari PKS, Gerindra dan PDIP.
BERITA TERKAIT :Ban Kapten Mbappe di Timnas Bakal Dicopot
Tim Samurai Biru Bakal Beri Skuad Garuda Permainan Sengit
Diketahui, PKS sebagai juara di kota hujan berhasil merebut 10 kursi DPRD. Dari 16 partai yang berpartisipasi, sebanyak 103.890 warga memilih PKS.
Raihan tersebut membuat PKS mendapat suara tertinggi. Menggeser PDIP yang notabene juara Pileg 2014, yang kini menempati posisi ketiga dengan 84.774 suara.
Adapun tempat kedua diisi oleh Gerindra. Partai besutan Prabowo Subianto itu mendapatkan 99.090 suara.
Disusul partai Golkar dan Demokrat di posisi keempat dan kelima dengan torehan 57.496 suara dan 39.825 suara.
Sedangkan PAN harus puas di tempat keenam dengan 37.338 suara. Dibuntuti PPP 36.783 suara, PKB 33.400 suara, Hanura 23.845 suara, Nasdem 19.304 suara, PSI 18.862 suara, PBB12.312 suara, Berkarya 10.649 suara, Perindo 9.454 suara, Garuda 2.628 suara dan PKPI 627 suara.
Berdasarkan metode tersebut dengan menggunakan bilangan pembagi 1, 3, 5, dan seterusnya, maka hanya sebelas partai yang meloloskan calegnya ke DPRD Kota Bogor. Yakni : PKS, Gerindra , PDIP, Golkar, PPP, Demokrat, PKB, PAN, PBB, Hanura dan Nasdem.
Dari 11 partai ini, PKS menjadi partai yang paling banyak mendapatkan pundi-pundi kursi legislatif. Dari 50 kuota kursi yang diperebutkan, partai besutan Sohibul Iman itu mendapatkan 10 kursi. Diikuti Partai Gerindra dan PDIP yang masing-masing berbagi 8 kursi.
Sementara Partai Golkar, Demokrat dan PPP sama-sama mengantongi 5 kursi. Diikuti PAN dan PKB yang memperoleh 3 kursi. Sisa tiga kursi lagi diisi PBB, Partai Hanura dan Nasdem yang masing-masing berbagi satu kursi.
Anggota Dewan Kehormatan (Wanhor) PAN Dradjad Wibowo pernah mengkritik pedas Bima Arya yang mendukung Jokowi ketimbang Prabowo.
Dradjad mengatakan Bima Arya seharusnya memegang etika organisasi dengan menaati keputusan Rakernas. "Jangan lupa PAN banyak jasanya terhadap Bima hingga menjadi Wali Kota Bogor dua periode. Jadi tidak usahlah bermanuver yang menimbulkan kegaduhan," kata anggota BPN Prabowo-Sandi ini.
Dradjad meminta Bima meniru Soetrisno, yang sudah sejak 2014 mendukung Jokowi. Bahkan Soetrisno juga membuat pernyataan dukungan secara terbuka kepada Jokowi dalam Pilpres 2019.
"Tapi mas Tris tetap menghargai keputusan Rakernas. Tidak membuat manuver ini itu yang menimbulkan kegaduhan di PAN. Di sisi lain, Mas Tris amat besar jasanya bagi PAN. Berbanding terbalik kan dengan Bima?" kata politikus senior ini.