Jumat,  22 November 2024

Sering Dicaci, Anies: Saya Tak Pernah Minta Pengkritik Ditangkap 

NS/RN
Sering Dicaci, Anies: Saya Tak Pernah Minta Pengkritik Ditangkap 
Anies Baswedan ikut menggotong keranda jenazah korban aksi 22 Mei.

RADAR NONSTOP - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku sudah siap dan haikul yakin dengan resiko. Dia mengaku terbuka terhadap kritik. 

Bahkan, Anies menegaskan tidak akan menangkap orang yang mengkritiknya.

"Setiap warga negara berhak menyampaikan pandangannya, tidak ada larangan sama sekali," kata Anies di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Minggu (26/5/2019).

BERITA TERKAIT :
Relawan Anies Di Kota Bekasi Siap Gembosi Jago PKS, Di Jakarta Kapan Nih?
Pelantikan Prabowo Bakal Dihadiri Ganjar Dan Anies, Tensi Politik Bakal Aman Dan Sejuk

Diketahui, Anies ditanya soal adanya petisi agar dirinya dicopot. Petisi itu sebenarnya sudah lama yakni 10 bulan lalu.

Anies merasa tidak keberatan dengan petisi tersebut. Dia mengatakan tiap warga negara berhak menyampaikan pendapat. Menurutnya, kritik merupakan risiko yang harus dihadapinya sebagai seorang pejabat publik.

"Setiap warga negara berhak menyampaikan, berhak mengkritik. Dan kalau berada di ranah publik harus mau dikritik, harus. Bahkan dicaci maki pun harus biasa-biasa saja," ujarnya.

"Kalau di wilayah publik jangan minta dipuji saja. Di wilayah publik itu harus siap dicaci maki, diminta turun atau naik. Itu prinsipnya sama. Dicaci tidak tumbang, dipuji tidak terbang," tegas Anies.

Ia menegaskan prinsip itu telah lama dia tanamkan. Anies menyebut pejabat publik harus siap menjadi alamat keluh kesah masyarakat.

"Alamat keluh kesah adalah pejabat publik. Kalau mau jadi pejabat publik maka harus siap untuk menjadi alamat keluh kesah, alamat caci maki. Harus siap," kata Anies.

Anies mencontohkan dirinya saat dikritik. Dia mengaku tidak pernah meminta agar pengkritiknya ditangkap. 

"Kalau ada yang mengkritik nggak usah ditangkep. Saya nggak pernah menangkap orang yang mengkritik saya. Sama sekali," pungkasnya.