RADAR NONSTOP - Babak baru masa depan KONI Pusat dimulai. Perebutan kursi panas orang nomor satu pembinaan olahraga berprestasi manjadi bidikan banyak orang.
KONI Pusat lagi dihantam badai. Kemenpora yang harusnya mendukung sepak terjang KONI dalam membina atlet malah 'minta jatah'. Alhasil, elit KONI dan pejabat Kemenpora kena OTT KPK.
Saat ini bermunculan calon-calon yang bakal menggantikan Tono Suratman. Perhelatan Musyawarah Olahraga Nasional Luar Biasa (Musornaslub) KONI pada Juli 2019 dipastikan bakal berlangsung seru.
BERITA TERKAIT :Festival Pemuda Indonesia di Kemenpora Dinodai Panitia yang Tak Transparan
Hasil Evaluasi PON Aceh-Sumut, Selancar Ombak DKI: KONI & Cabor Sudah Berjuang
Syarat minimal menjadi bakal calon harus didukung oleh 10 KONI Daerah dan 21 dari Cabang Olahraga (Cabor). Total pemilik suara adalah 34 Koni Daerah dan 67 cabor.
Selain Marciano Norman, yang sudah menyatakan deklarasi adalah Mudai Madang. Selain itu juga bermunculan beberapa kandidat seperti.
Tapi, hingga kini cabor dan KONI Daerah baru sebatas mendukung. Karena, bisa saja suara mereka belok lantaran ada kuda hitam.
"Kita masih tunggu sinyal. Dukung bukan berarti mencoblos. Kami ingin perubahan kasian nasib atlet," aku pengurus cabor yang namanya enggan ditulis, Selasa (11/6).
Kepada wartawan, Marciano yang aktif di Taekwondo mengaku, siap membenahi olahraga di Indonesia. Marciano adalah purnawirawan (Purn) berpangkat Letnan Jenderal Presiden yang di SBY menjadi Kepala BIN.
Para cabor dan KONI Daerah memang harus cerdas dalam memilih ketua umum. Karena dalam dunia olahraga seorang ketua umum bukan hanya dilihat dari ketokohan tapi harus paham olahraga dan siap tekor jika anggaran pembinaan dari Kemenpora tak cair.