RADAR NONSTOP - Ratusan siswa tingkat SMA di Kota Bekasi resah alias stress lantaran hingga saat ini belum dapat sekolah negeri pasca pengumuman seminggu lalu.
Pasca pengumuman yang diterima SMA/SMK Negeri yang dilakukan manual hingga kini pengumuman adanya bangku kosong belum dilakukan.
"Pada saat pendaftaran secara online ada beberapa kuota jalur yang tidak terisi penuh seperti jalur inklusi/desabilitas, jalur perpindahan orangtua dan afirmasi. Tapi adanya bangku kosong tidak diumumkan secara transparan," jelas Pemerhati Pelayanan Publik Bekasi, Didit Susilo kepada RADAR NONSTOP (Rakyat Merdeka Group), Senin (8/7).
Menurutnya, pendaftaran yang secara online sementara pengumuman masih manual jika diumumkan online juga berisi bukan seleksi perangkingan, sangat rawan terjadi penyimpangan.
"Misalnya untuk jalur zonasi kombinasi, zonasi jarak sangat rawan penyimpangan tidak sesuai data yang diinput online. Manipulasi data terkait zonasi jarak yang diinput panitia PPDB sekolah juga bisa saja dimanipulasi karena dikendalikan operator. Begitu juga terkait jalur afirmasi yang menggunakan SKTM diduga banyak yang aspal," bebernya.
Karena kisruhnya PPDB dan protes orangtua siswa terkait jalur zonasi, lanjut dia, diduga menjadi penyebab puluhan Kepala Cabang Dinas perwakilan Disdik Prov Jabar dimutasi pasca pengumuman PPDB.
"Orangtua siswa belum mau mendaftarkan anaknya ke sekolah swasta dengan alasan biaya sekolah. Sementara tahun 2020 mendatang Pemprov Jabar sudah menggratiskan tingkat SMA," ujarnya.
Didit menegaskan, karena belum meratanya SMAN di Kota Bekasi dan hingga kini Pemprov Jabar belum membangun satupun unit sekolah baru (USB) secara otomatis menyisihkan calon siswa yang jauh dari sekolah untuk zonasi radius.
" Zonasi harus berkeadilan disesuaikan dengan jumlah sekolah dan jarak terjauh siswa. Kalo seperti ini nanti banyak eksedus orangtua pindah dekat sekolah, numpang KK dan buat domisili dadakan," jelasnya.
Dengan belum dapat kepastian siswa sekolah SMA/SMKN terutama yang kurang mampu harus mendapatkan solusi segera.
"Jika orangtua mereka mampu pasti sudah daftar di sekolah swasta favorit karena kwalitasnya terjamin dan sudah menganggap pendidikan bagian dari investasi masa depan anak," pungkasnya.