RADAR NONSTOP – Reuni Akbar 212 berlagsung damai dan tertib. Panitia mengklaim peserta reuni tahun ini diikuti sekitar 8 juta orang dan ini lebih besar dari aksi 2016.
Massa sudah mulai masuk Lapangan Monas sejak Minggu (2/12/2018) dini hari. Memakai pakaian serba putih, massa secara seratur mengambil posisi barisan untuk melakukan sholat Tahajud dilanjutkan dengan Subuh berjamaah.
Ramdani (40) warga Medan, Sumut mengaku, dia terpaksa menebok duit celengan untuk membeli tiket pesawat pulang pergi (PP) Kuala Namu-Jakarta dan Jakarta-Kualanamu.
BERITA TERKAIT :Pj Gubernur DKI Gak Tau Monas Tutup Jam 4 Sore, Disparekraf DKI Ngide-Ngide Bae?
Monas Tutup Jam 4 Sore, Netizen Sebut Pj Gubernur DKI Cuma Asal Tenar
"Saya tebok celengan buat ke Monas," aku bakap dua anak ini.
Karyawan bank swasta ini tidak sendiri. Dia datang dari Medan bersama 20 orang temannya.
"Dulu saat aksi 212 di 2016 saya bersama keluarga. Kalau sekarang bersama 20 teman-teman," tukasnya di Lapangan Monas, Jakarta Pusat.
Bagino (39) warga Kutuarjo, Puwerjo, Jawa Tengah mengaku, dirinya terpaksa ngutang ke tetangga untuk datang ke Monas.
"Saya naik kereta api (KA) dari Stasiun Kuatartjo sampai Senen hari Minggu malam. Langsung Masjid Istiqlal," terangnya.
Bapak tiga anak ini harus mengutang untuk biaya tiket dan uang jajan di jalan.
"Kalau di acara makanan pasti banyak. Saya ikhalas ngutang demi NKRI dan Ummat Islam. Saya datang bersama istri dan anak saya," aku Bagino saat ditemui di Monas.
Hal senada diucapkan Tamran Bukhori. Warga asal Kalimantan ini terpaksa menjual sapi untuk membeli tiket pesawat ke Monas. "Saya ikhlas menjual sapi untuk datang ke acara Reuni 212," bebernya.
Dari pantauan, massa sudah penuh dari Stasiun Cikini, Stasiun Gondangdia, Tugu Tani dan Masjid Cut Meutia. Lalu, dari Bundaran HI, Thamrin serta Harmoni.
"Saya dari Stasiun Cikini jalan ke Monas hampir dua jam. Massa penuh tapi tertib," ungkap Ina Aminah (40) warga Depok, Jawa Barat yang datang ke Monas naik KRL bersama 30 temannya.