Rabu,  27 November 2024

Kinerja Rontok, Jakpro Diduga Lakukan Window Dressing

RN/CR
Kinerja Rontok, Jakpro Diduga Lakukan Window Dressing
-Net

RADAR NONSTOP - PT Jakarta Propertindo (Jakpro) diduga melakukan window dressing dalam laporan keuangannya. BUMD milik Pemprov DKI Jakarta ini sedang berusaha menutupi kinerja buruknya.

Dalam rapat di Komisi C DPRD DKI Jakarta, Rabu (31/7/2019), terungkap kalau kinerja keuangan BUMD milik Pemprov DKI Jakarta itu pada 2018 rontok signifikan dibanding pada 2017.

Pada 2018, pendapatan Jakpro diperkirakan hanya Rp842,8 miliar (unaudited), sementara pada 2017 sebesar Rp1,573 triliun (audited). 

BERITA TERKAIT :
Dewan Minta Pemkot Agar Persiapan PPDB Online 2025 di Kota Bekasi Harus Matang
Masa Tenang, Wakil Ketua DPRD DKI Wibi Minta Semua Pihak Turunkan Tensi Politik

Laba usaha anjlok dari Rp500 miliar pada 2017 (audited), menjadi Rp100 miliar (unaudited).

Dampaknya, laba bersih rontok dari Rp478 miliar pada 2017 (audited) menjadi Rp23,9 miliar pada 2018 (unaudited),  dan deviden untuk Pemprov DKI longsor dari Rp95,2 miliar pada 2017 (audited) menjadi hanya Rp9,6 miliar pada 2018 (audited).

"Ini akibat penurunan kinerja anak perusahaan," kata Direktur Pengembangan Bisnis PT Jakpro,  M Hanief.

Ketika anggota Komisi C menanyakan mengapa penurunannya hingga ratusan persen seperti itu? Hanief mengatakan kalau angka-angka inilah yang mendekati angka ril kinerja keuangan Jakpro.

"Memang di RKAP (Rencana Kerja Anggaran Perusahaan) 2019 bottom line-nya berapa untuk laba bersih?" kejar Ditte Abimayu, anggota Komisi C.

"Rp53 miliar," jawab Hanief.

"Tak jauh dari realisasi 2018. Jadi, selama ini data keuangan Jakpro tidak benar?" balas Ditte.

Hanief membantah, dan sekali lagi mengatakan kalau angka-angka unaudited pada 2018 merupakan angka yang mendekati ril. “Berarti laporan keuangannya window dressing ya?" tanya Ditte.

Hanief tidak menampik maupun mengiyakan. 

Dari keterangan Direktur Pengembangan Bisnis PT Jakpro itu diketahui kalau oada 2020, BUMD ini akan kembali mendapat penyertaan modal daerah (PMD), besarnya mencapai Rp5 triliun.

PMD ini akan digunakan untuk membiayai tiga proyek yang sedang berjalan, yaitu Program Rumah DP 0 Rupiah, revitalisasi Taman Ismail Marzuki, dan pembangunan stadion di Taman BMW, Sunter, Jakarta Utara.