RADAR NONSTOP - Ketika uang menjadi penentu segalanya, maka saat itulah demokrasi runtuh dan rakyat dikebiri.
Begitu dikatakan oleh Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyinggung potensi terjadinya politik uang saat Pemilu 2019. Ia berharap tidak ada transaksi-transaksi politik, salah satunya untuk membangun koalisi.
"Kita akan diuji apakah pemilu ini bisa mencegah politik uang (money politics) yang makin menjadi-jadi,” ujar SBY dalam acara HUT Partai Demokrat di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Senin (17/9).
BERITA TERKAIT :Waspada, Timses Calon Sebar Duit Saat Minggu Tenang
Sindiran Menohok SBY Soal Matahari Kembar, Pro Kontra Senggol Nama Jokowi
Ditegaskannya, politik akan mengalami kegelapan manakala uang digunakan sebagai alat untuk membeli suara rakyat dan sebagai transaksi terbangunnya koalisi partai-partai.
Menurutnya, ada banyak godaan yang dihadapi saat Pemilu 2019. “Negara kembali akan diuji, dapatkah Pemilu berlangsung secara damai, adil, dan demokratis. Peaceful, free and fair election. Tiga pemilu sebelumnya, Pemilu 2004, Pemilu 2009, dan Pemilu 2014, berlangsung secara damai, adil, dan demokratis. Sejarah akan menguji apakah negara dapat mempertahankan prestasi ini," bebernya.
SBY mendoakan siapa pun yang terpilih dalam Pemilu 2019 amanah. Menurutnya, amanah kekuasaan akan dipertanggungjawabkan kelak.
"Siapa pun yang pada 2019 nanti mendapatkan amanah rakyat, baik di eksekutif maupun legislatif, ingatlah selalu bahwa amanah kekuasaan itu harus dipertanggungjawabkan dunia dan akhirat. Insya Allah setiap kemaslahatan yang kita persembahkan kepada rakyat akan menjadi 'amal jariyah' yang akan menemani kita di perjalanan abadi selanjutnya," pungkas SBY