RN - Sindiran SBY soal metari kembar menuai pro kontra. Ada yang menyebut kalau sindiran itu ditujukan kepada Jokowi
Diketahui, selama ini Jokowi tekesan mendikte Prabowo. Seperti diberitakan, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan sebuah negara hingga partai politik (parpol) akan kacau balau apabila memiliki lebih dari satu matahari.
Hal itu SBY sampaikan dalam konteks sebuah entitas yang seharusnya hanya memiliki satu pemimpin, selayaknya Partai Demokrat yang hanya memiliki Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai ketua umum.
BERITA TERKAIT :Kurang 160 Ribu Dokter Spesialis, Prabowo Minta India Bantu Indonesia
Megawati Muncul Usai Jokowi Turun Di Jateng & Jakarta, Tuding Aparat Gak Netral
"Akan kacau dalam sebuah negara, dalam sebuah entity termasuk partai politik, kalau mataharinya banyak," kata SBY dalam perayaan HUT Demokrat ke-23 sebagaimana disiarkan kanal YouTube Partai Demokrat, Senin (9/9).
"Bisa dibayangkan, semakin panas, karena matahari satu sudah panas, kalau ada dua, ada tiga bagaimana," imbuhnya.
Presiden RI ke-6 itu kemudian menyinggung bagaimana perjuangan Demokrat dalam satu dekade terakhir. Ia menyebut partainya mengalami perjalanan berliku terutama sejak berperan sebagai oposisi.
SBY pun menyinggung kala itu memang ada pihak yang menghendaki Demokrat berada di luar pemerintahan. Namun ia tak membeberkan siapa pihak yang dimaksud.
"10 tahun ini, sebagaimana Ketua Umum Bung AHY katakan tadi, bukanlah tahun yang mudah, 10 years, Menjadi partai di luar pemerintahan, karena memang ada pihak yang tidak menginginkan partai demokrat berada di pemerintahan, tidaklah mudah," kata dia.
Belum lagi dalam lima tahun terakhir ini, SBY mengatakan Demokrat tengah diuji prahara yang luar biasa, yakni rencana kudeta partai Demokrat oleh pihak eksternal.
Belum lagi setahun terakhir terkait gonjang-ganjing Pilpres 2024 sebelum Demokrat kemudian melabuhkan diri ke Koalisi Indonesia Maju (KIM). Namun pada akhirnya, SBY mengapresiasi kader partainya yang mampu bertahan di tengah segala ujian.
"Oleh karena itu, saya salut atas keberanian, keteguhan, dan upaya gigih mempertahankan kedaulatan kita, rumah kita, hak milik kita. Lima tahun tersita sangat banyak untuk itu. Satu tahun terakhir juga tidak mudah," ujar SBY.