RADAR NONSTOP - Bekasi ingin gabung Jakarta ternyata diamini warga. Mereka ingin pindah ke ibukota lantaran Jawa Barat kurang perhatian.
"Lebih enak ikut Jakarta lah ketimbang Jawa Barat. Selamat tinggal Kang Emil, gue mau ke Jakarta aje," Azis warga Kota Bekasi kepada wartawan, Jumat (18/10) dinihari.
Lena warga Pondok Gede juga setuju jika Bekasi gabung ke Jakarta. "Lebih jelas Jakarta-lah ketimbang Jawa Barat. Gubernurnya juga lebih oke Jakarta ketimbang Kang emil," beber ibu dua anak ini.
BERITA TERKAIT :Wakil Ketua DPRD Ungkap Kota Bekasi Darurat Kekurangan Guru
Ketua Komisi IV: Kategori Kota Bekasi Jadi Kota Layak Anak Jangan Hanya Di Atas Kertas
Hasil survei menyebutkan, sebanyak 60,6 persen warga Kota Bekasi setuju jika bergabung dengan DKI Jakarta. Sementara 11,4 persen warga tidak setuju. Sedangkan 26,0 persen warga menjawab tidak tahu.
Survei dilakukan pada 21 September sampai 5 Oktober 2019. Responden 500 orang warga Kota Bekasi dan 500 orang DKI Jakarta, melalui metode multistage random sampling, dengan margin of error sebesar +/-4,3 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen. Quality control dilakukan terhadap 20 persen sampel yang ada.
“Ketika ditanyakan, apakah bapak/ibu mengetahui tentang wacana penggabungan Kota Bekasi ke dalam wilayah DKI Jakarta? Ternyata sebanyak 71,2 persen warga Kota Bekasi mengetahuinya. Hanya sebesar 28,8 persen warga yang tidak mengetahui isu tersebut,” ujar Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun.
Dari 60,6 persen warga Kota Bekasi yang setuju terhadap wacana penggabungan dengan DKI Jakarta, sambung Rico, ada beberapa alasan terbesar yang melatarbelakangi mereka menyetujui wacana bergabungnya Kota Bekasi ke dalam wilayah DKI Jakarta.
“Lima alasan terbesar dari warga Kota Bekasi bergabung dengan DKI Jakarta berdasarkan survei, sebanyak 14,4 persen menganggap lebih dekat dengan wilayah DKI Jakarta daripada Bandung; 7,8 persen menanggap akan lebih maju dan berkembang; 7,8 persen setuju dengan usulan pemkot Bekasi berganung dengan DKI Jakarta; 5,8 persen menanggap lebih strategis dengan DKI Jakarta; 5,8 persen ingin mengatasi pengangguran,” bebernya.