RADAR NONSTOP - Pembahasan APBD DKI menjadi isu menarik para anggota DPRD. Isu ini tentunya menjadi momen parpol untuk mengerek popularitas.
Anies yang mendapat serangan bertubi-tubi dari PDIP dan PSI masih tetap slow. Tanpa emosi dia hanya tersenyum ketika ditanya wartawan.
Setekah didesak akhirnya mantan Menteri Pendidikan itu bercerita. Diketahui, ada beberapa mata anggaran yang menjadi sorotan.
BERITA TERKAIT :Ara Sebut Jokowi Macan Tidur, Gara-Gara Anies Dukung Pramono
Gubernur Baru Jakarta Dapat Anggaran Rp 91 Triliun
Sebut saja renovasi rumah dinas gubernur, pembelian server dan terakhir soal pengadaan lem aibon yang sebelumnya disebut Rp82,8 miliar dan anggaran pulpen yang disebut sebesar Rp123 miliar.
Anies mengatakan ada masalah dalam sistem penganggaran di DKI Jakarta atau yang biasa disebut dengan e-budgeting.
Ia menyatakan sistem e-budgeting tersebut tidak memiliki pola verifikasi anggaran. Oleh karena itu, sambungnya, sistem itu riskan akan kesalahan karena harus diverifikasi manual oleh manusia.
"Ini ada problem system, yaitu sistemnya digital tapi tidak smart. Kalau smart system, dia bisa melakukan pengecekan, dia bisa melakukan verifikasi, dia bisa menguji," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (30/10).
Sistem e-budgeting merupakan sistem penganggaran terkomputerisasi. Awal mula sistem ini dicanangkan sejalan dengan keluarnya Peraturan Gubernur nomor 145 tahun 2013 tentang penyusunan APBD melalui electronic budgeting.
Penerapan sistem anggaran secara daring ini baru digencarkan pada era Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di kursi Gubernur DKI. Namun, Anies menganggap masih banyak kekurangan pada sistem tersebut sehingga diperlukan perubahan.
Menurut Anies, sistem ini masih mengandalkan koreksi yang dibuat manusia. Tak jarang menurut Anies banyak permasalahan anggaran serupa ditemukan di tahun sebelumnya.
Di internal pejabat beredar kabar diduga adanya permainan yang memang ingin meramaikan suasana politik di Jakarta.
"Bisa saja ini tidak steril. Aneh lah masa ada pengadaan lem aibon. Saya tak menuduh bisa saja ada pejabat masih belum move on," aku pejabat yang namany enggan disebutkan, Kamis (31/10).
Kejanggalan lain adalah soal anggaran stabilo yang mencapai miliaran rupiah dan pembelian ATK. "Ini yang aneh-aneh masuk berarti ada apa coba," sindirnya.
Dia merasa kasihan kepada Anies jika memang sengaja dikerjai oleh anak buah. "Di depan menjilat tapi di belakang menjebak kan bahaya. Banyak lah yang sakit hati karena kehilangan jabatan akibat jagonya kalah," ungkapnya.