RADAR NONSTOP - Digusurnya pemukiman warga di Sunter, Jakarta Utara menimbulkan pro kontra. Bagi kaum nyinyir aksi Anies Baswedan pasti salah.
Seperti diberitakan, penggusuran terjadi di Jalan Sunter Agung Perkasa VIII, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Objek yang digusur adalah bangunan dan tempat usaha warga.
Anies memang tak mau terjebak dalam opini liar yang dimainkan para kaum nyinyir. Gubernur DKI Jakarta ini memilih tak banyak bicara soal gusuran.
BERITA TERKAIT :Pramono Jangan Mau Dikibuli, Para Pemburu Jabatan Jago Klaim Dan Pasang Boneka
Relawan Anies Bersatu Dalam Gerakan Kolaborasi Jakarta Deklarasi Dukung Pramono-Rano Di Pilkada 2024
"Apapun yang dilakukan Anies pasti salah, tidur saja bisa salah. Karena kaum nyinyir itu pasti mencari bahan buat bully," tegas mantan relawan Anies di Jakarta Utara yang namanya enggan disebutkan, Rabu (20/11).
Dia mengaku, barisan relawan tanpa pamrih masih bergerak untuk netralisir para kaum nyinyir. "Kami bergerak minimal memberikan pemahaman kepada teman, keluarga dan tetangga. Gak usah tulis nama lah nanti dikira carmuk lagi," terangnya.
Anies menyerahkan masalah tersebut ke Wali Kota Jakarta Utara Sigit Wijatmoko.
"Biar Pak Wali Kota Jakut saja," ucap Anies kepada wartawan di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Jalan Tanah Abang I, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (19/11/2019).
Pemkot Jakarta Utara menyebut penggusuran bangunan liar di Jalan Sunter Agung Perkasa, Tanjung Priok, dilakukan demi menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas banjir. Selama ini, kawasan tersebut tergenang banjir karena saluran air diduduki oleh bangunan.
"Dampaknya, saluran tidak terkoneksi karena tertutup bangunan. Selama ini kawasan Sunter seperti di Gaya Motor, Agung Karya, dan Sunter Utara kerap tergenang," kata Wakil Wali Kota Jakarta Utara, Ali Maulana Hakim, dalam keterangan tertulis yang diunggah di situs Pemprov DKI, Senin (18/11).