RADAR NONSTOP - Sebagai negara maritim, Indonesia yang memiliki luas laut 5,8 juta km2 dengan jumlah pulau ±17.504 dan garis pantai 95.000 km, terpanjang kedua di dunia dianugerahi potensi kekayaan sumber daya ikan yang beraneka ragam dan melimpah.
Begitu dikatakan anggota Fraksi Partai Golkar Jamaludin di sela - sela pelatihan pengolahan hasil perikanan di Balai Pertemuan Balai Kenangan di Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (17/12/2019).
Bang Jamal, anak Betawi asli Rawa Bambon ini mengatakan, berdasarakan kajian, potensi sumber daya ikan nasional mencapai 65 juta ton/tahun dengan rincian perikanan tangkap sebesar 7,4 juta ton/tahun dan budidaya sebesar 57,6 juta ton/tahun.
BERITA TERKAIT :DPRD Tangsel Tancap Gas, Kebut 12 Raperda Di 2025
PPP DKI Aja Ambruk, RIDO Bisa Kena Prank Sandiaga Uno?
“Kondisi ini adalah anugerah bagi Bangsa Indonesia yang dapat didayagunakan sebagai penggerak ekonomi nasional, penyedia lapangan kerja, penghasil devisa serta pendukung terwujudnya ketahanan pangan dan gizi nasional,” paparnya.
“Mewujudkan ketahanan pangan dan gizi nasional mempunyai arti strategis berkaitan dengan ketahanan sosial, stabilitas ekonomi, stabilitas politik, ketahanan nasional dan kemandirian bangsa. Secara filosofis, pangan menjadi kebutuhan dasar manusia, karena itu pemenuhannya menjadi bagian dari hak asasi setiap individu,” tambahnya.
Atas dasar tersebut, ungkap Jamal, dirinya lalu mencetuskan ide memasyarakatkan makan ikan kepada warga masyarakat, khususnya di Kelurahan Kelapa Dua Wetan.
“Insyaallah nanti soasialisasi ini akan menjalar ke seluruh nusantara, tidak hanya kelurahan, kecamatan dan kota Jakarta Timur saja,” harapnya
“Alhamdulillah ide tersebut mendapat sambutan, baik dari teman - teman di DPRD satu dapil maupun dari Dinas, Sudin, Kelurahan, LMK dan TPPKK setempat,” ujar bang Jamal anak Betawi pemilik empang ini.
Selanjutnya, Jamal membeberkan, pemenuhan kecukupan pangan bagi seluruh rakyat merupakan kewajiban pemerintah, baik secara moral, sosial, maupun hukum.
Selain itu, pemenuhan kecukupan pangan merupakan investasi pembentukan sumberdaya manusia yang lebih baik/ berkualitas yang menjadi kunci keberhasilan pembangunan nasional dalam mewujudkan visi Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur.
Hingga saat ini, pola konsumsi masyarakat Indonesia terhadap sumber pangan hewani secara umum masih rendah jika dibandingkan dengan pangan nabati. Pada tahun 2014, konsumsi protein hewani sebesar 32,1% dari total protein.
Konsumsi protein hewani nasional masih sangat rendah dan perlu terus ditingkatkan. Rendahnya konsumsi protein tersebut berpotensi menghambat upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia Indonesia.
“Ikan merupakan salah satu bahan makanan yang absorbsi proteinnya lebih tinggi dibandingkan dengan produk hewani lain seperti daging sapi dan ayam, sumbangan protein ikan terhadap total protein hewani mencapai 57.1%,” ulasnya.
Saat ditanya, kenapa tidak membeberkan hal tersebut dihadapan warga, Bang Jamal berdiplomasi. “Kita cukup ide dan gagasan, soal panggung itu hal lain dan tidak terlalu penting. Urgensinya adalah agar warga menjadikan ikan sebagai salah satu konsumsi wajib di rumah - rumah mereka. Sehingga ke depan, generasi kita sehat dan cerdas,” pungkas bang Jamal.