Pansus Banjir Ajang Politisi Bau Kencur Cari Panggung

RADAR NONSTOP - Rencana sejumlah fraksi di DPRD DKI yang akan membentuk pansus banjir, pasca banjir besar yang terjadi di Jakarta beberapa waktu dibilang hanya jadi ajang cari panggung politisi bau kencur.

Begitu dikatakan pengamat kebijakan publik, Sugiyanto. Ia memperkirakan, pansus banjir kembali akan tidak jelas arah dan tujuannya, sama seperti pembentukan pansus – pansus sebelumnya yang dibuat dewan.

“Sudah beberapa kali mereka bikin pansus, tapi tidak pernah jelas hasilnya. Saya perkirakan hal itu akan kembali terjadi. Pansus hanya untuk ajang panggung dan deal – deal politik. Apa lagi mayoritas mereka baru menjadi anggota dewan,”ujarnya.

BERITA TERKAIT :
Pramono Jangan Mau Dikibuli, Para Pemburu Jabatan Jago Klaim Dan Pasang Boneka

---

DPRD Tangsel Tancap Gas, Kebut 12 Raperda Di 2025

---

Ia juga mengaku heran, mengapa baru sekarang anggota dewan ribut – ribut membahas masalah banjir. “Kenapa gak sebelumnya mereka melakukan pengawasan terhadap penanganan banjir di Jakarta, setelah kejadian begini baru ramai,”sesalnya.

Daripada membuat pansus, menurut Sugiyanto, alangkah baiknya anggota dewan merancang Perda penanganan banjir, yang disinkronkan dengan Perda – perda yang ada di daerah penyangga.

“Kita punya Badan Koordinasi Jabodetabekjur, yang isinya elemen pemerintahan pusat, Jakarta dan dewan di daerah penyangga. Disitulah seharusnya mereka berkoordinasi merumuskan tentang aturan penanganan banjir yang melibatkan daerah – daerah penyangga. Karena banjir di Jakarta erat kaitannya dengan yang ada di daerah penyangga, seperti normalisasi sungai, kerusakan hutan, dan sebagainya,”tuturnya.

Sebelumnya diketahui sejumlah fraksi di DPRD DKI Jakarta, seperti Fraksi PAN, PSI, PDIP, Golkar, Nasdem, dan Gerindra melakukan komunikasi, setelah melakukan peninjauan ke sejumlah lokasi banjir.

Hasilnya, fraksi – fraksi tersebut berencana akan membuat Pansus Banjir, yang diklaim sebagai bentuk perhatiannya dewan terhadap bencana banjir yang selalu terjad di Jakarta, sehingga diharapkan penanganannya bisa lebih serius lagi kedepannya.