RADAR NONSTOP-Hasil kajian riset data media monitoring Institut Riset Indonesia (INSIS) selama Oktober hingga Desember 2019 menunjukkan, PKS menjadi partai politik yang paling maksimal dalam menggerakkan politisinya untuk berkomentar di media massa.
Sedangan Partai Golkar menjelma menjadi partai politik yang mampumemanfaatkan serta memaksimalkan setiap isu yang muncul untuk dikomentari oleh para politikusnya.
“Ada 50 kursi anggota parlemen dari PKS. Dari angka ini, 38 di antaranya aktif dikutip namanya sebagai narasumber berita di media massa. Artinya, 76 persen anggota parlemen dari PKS ini sudah dikenal oleh para jurnalis. Kemunculan 38 anggota parlemen dari PKS ini tergambar atau direpresentasikan pada 536 berita,” ujar peneliti INSIS Wildan Hakim di Jakarta, Minggu (02/02/2020).
BERITA TERKAIT :Dedi Mulyadi Sudah 71,5 Persen, Syaikhu Gak Laku Dan PKS Lagi Anjlok
DPRD Tangsel Tancap Gas, Kebut 12 Raperda Di 2025
Efektivitas atau kemangkusan politikus PKS dalam berkomentar di media massa ini dihitung dengan cara membandingkan antara jumlah kursi yang dimiliki di DPR dengan jumlah legislator yang muncul dalam publikasi di media massa.
Di belakang PKS, ada Golkar dan PKB. 85 anggota DPR yang dimiliki Partai Golkar sebanyak 52 orang diantaranya sudah muncul di media massa atau 61.17 persen. Sedangkan PKB, dari 58 anggota DPR, 35 diantaranya sudah muncul di media massa atau 60.34 persen.
Efektivitas komunikasi politikus Partai Golkar terlihat jauh lebih unggul jika dibandingkan dengan politikus dari PDI Perjuangan. Dengan 128 anggotanya, hanya 66 orang politikus PDI Perjuangan yang muncul dalam pemberitaan yang dijadikan unit analisis dalam riset ini.
Dalam data INSIS, Partai Golkar terpotret sebagai partaiyang mampu memanfaatkan serta memaksimalkan setiap isu yang muncul untuk dikomentari oleh para politikusnya.
Partai Golkar menyumbang 21,34 persendari total wajah publikasi yang diproduksi anggota DPR. Dari total 5.778 publikasi yang dipantau oleh INSIS, ada 1.231 berita yang menjadikan politisi Partai Golkar sebagai narasumbernya.
“Ada perbedaan antara PKS dengan Partai Golkar dari sisi kemangkusannya berkomunikasi politik. Dalam pengamatan INSIS, PKS mampu menggerakkan anggota yang miliki di DPR. Sedangkan Partai Golkar mampu memanfaatkan setiap isu yang muncul untuk dikomentari oleh para politikusnya,” tutupnya.